Jika dijumlahkan keseluruhan sekitar Rp1 juta per empat bulan.
Sitti Hajar bercerita sekolah Kelas Jauh SD Negeri 247 Pattiro II sulit diakses saat musim hujan.
Dirinya harus menggunakan sepatu but (sepatu laras) karena akses jalan yang sangat licin.
“Alhamdulillah kalau musim hujan kita siapkan sepatu laras karena tidak bisa diakses kendaraan roda dua menuju kesekolah,” katanya.
Kelas Jauh SD Negeri 247 Pattiro II masih serba keterbatasan.
Baca juga: Penyebab Guru TK Jambi Diminta Kembalikan Uang Rp75 Juta, Gaji di Masa Pensiun, Asniani: Saya Ngajar
Mulai dari infrastruktur hingga perlengkapan sekolah.
“Sangat terbatas, bangunan saja baru tiga kelas yang permanen, tiga kelas yang lain masih beralaskan tanah,” ujarnya.
Sebanyak empat puluh lima murid yang menempuh pendidikan di Kelas Jauh SD Negeri 247 Pattiro II.
“Tidak ada leptop maupun komputer, sehingga siswa ketingalan mata pembelajaran TIK,” katanya.
Bahkan kata Sitti, saat ujian USBK murid harus menempu perjalanan kurang lebih 300 meter ke sekolah induk.
Meski kondisi seperti ini, Sitti tetap bersemangat mengajar di sekolah tersebut.
“Saya tetap bersemangat demi masa depan para murid disini,” katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com