Menurut NS, ada sekitar 40-an siswa yang telah dipanggil guru tersebut.
Semuanya merupakan siswa perempuan.
"Kalau anak yang sudah dipanggil ada sekitar 30 sampai 40-an anak," ungkapnya.
NR, korban lain, mengaku sudah lima kali dipanggil guru tersebut.
Modusnya, sama, diwawancara soal kesehatan sekolah, pencegahan kenakalan remaja, dan seks bebas.
Baca juga: Sebulan Menghilang, Pelarian Guru Ngaji Asal Probolinggo yang Lecehkan Muridnya Terhenti di Bali
"Kalau manggil anak-anak ke ruangan itu, dalam keadaan kantor BK sepi."
"Ditanyain terkait kenakalan remaja, dan ketika ditanyai hanya saya dan guru tersebut."
"Lalu, pintu kantor dikunci."
"Di ruangan tersebut sekitar 1 jam, ditanyain pernah ciuman, ukuran bra, nonton video porno, pernah melakukan masturbasi sendirian. Intinya, guru tersebut menanyai hal pribadi," ucapnya.
Jika tidak menuruti, sang guru mengancam akan menyebarkan informasi tersebut ke guru-guru lain.
"Saya takut dan hanya menangis. Saya mengalami itu sejak saya kelas 10 hingga kelas 11," katanya.
Menurut NR, setelah kejadian ini terungkap dan menjadi besar, para korban dan oknum guru BK itu telah dipanggil kepala sekolah.
Menurut NR, di hadapan kepala sekolah, guru itu mengakui apa yang dialami para siswa.
Hanya saja, kepala sekolah hanya memberi surat peringatan pertama.
"Dihadapan kepsek guru tersebut mengakuinya. Dan yang kami sayangkan, guru tersebut hanya dikenai SP 1, tidak dikeluarkan dari sekolah."