TRIBUNJATIM.COM - Jalur Gumitir di Kabupaten Jember, Jawa Timur, ditutup sejak 24 Juli 2025.
Penutupan jalan nasional tersebut menyebabkan pendapatan pengusaha rumah makan di kawasan menurun drastis.
Hal itu dialami Warung Bebas Bu Slamet yang berada di jalur Gumitir dekat Pos Tanah Manis Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
Baca juga: Sosok Pengusaha Jual Ratusan NMax Bodong Tanpa STNK Rp15 Juta, Langsung Ludes 2 Hari
Pendapatan warung tersebut anjlok hingga 80 persen.
Pemilik Warung Bebas Bu Slamet, Sulastri mengatakan, hal itu karena sepinya pembeli.
Sebab kendaraan yang melintas di Jalur Gumitir sudah tidak ada akibat penutupan jalan.
"Sebelumnya pembelinya mengunakan mobil pribadi dan travel," ujarnya, Senin (4/8/2025).
"Sekarang tidak ada (sejak Jalur Gumitir ditutup), yang beli cuma sepeda motor dan itu adalah warga sini saja," imbuhnya.
Menurutnya, dalam situasi jalur normal, warungnya sehari bisa memasak beras sebanyak 50 kilogram.
Namun, sejak dilakukan penutupan jalur, mentok cuma masak beras 10 kilogram.
"Jadi sangat turun banget produksi masak dan juga pembelinya. Daripada tutup yang penting tetap jualan, karena rumah saya di sini juga," kata Sulastri.
Lebih lanjut, kata Sulastri, dalam sehari biasanya bisa dapat untung Rp5 juta.
Tetapi sejak dilakukan penutupan, pendapatan warungnya sehari cuma Rp500 ribu.
"Kalau sekarang dapatnya mungkin, Rp500 ribu. Kalau sebelum nutup bisa dapat kisaran Rp5 jutaan sehari," kata Sulastri.
Pembelian di warungnya sejak penutupan Jalur Gumitir juga seadanya.
Rata-rata mereka hanya pesan kopi dan minuman, tidak ada yang pesan makanan berat.
"Sementara yang beli makanan jarang, karena yang paling banyak beli makan itu tamu yang mau berangkat ke Bali."
"Tapi sejak ditutup jalur, mereka sudah tidak mampir kesini sudah," tuturnya.
Oleh karena itu, Sulastri mengaku harus mengurai produksi makanan yang dijual, agar bisnis rumah makan ini tetap bisa bertahan di tengah penutupan Jalur Gumitir.
"Seperti ikan biasanya ambil 10 kilogram, sekarang mungkin ambil 2 kilogram, daripada tidak laku," ungkapnya.
Baca juga: Tempuh Ribuan Kilometer Jualan Bendera Agustusan, Petani Agus Sepi Pembeli
Selain itu, Sulastri mengaku terpaksa merumahkan dua karyawannya sejak dilakukan penutupan Jalur Gumitir.
Sebab ia tidak bisa memberikan upah terhadap mereka.
"Dulu ada dua pekerja, tetapi sekarang sudah diberhentikan agar istirahat dulu," ulasnya.
Sebatas informasi, penutupan Jalur Gumitir Jember tersebut karena ada perbaikan jalan di kilometer 233+500 atau tikungan Mbak Sengo.
Penutupan di sisi barat di lakukan di Pos Tanah Manis Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
Sementara dari sisi timur dilakukan di Pos Mrawan perbatasan Jember-Kalibaru Banyuwangi.
Proyek perbaikan jalan di Jalur Gumitir Jember, Jawa Timur, telah memasuki tahap pengeboran di hari ke-12 usai dilakukan penutupan pada 24 Juli 2025.
Pengeboran tanah tepi jurang di Jalur Gumitir dilakukan menggunakan dua unit alat bored pile dan excavator milik kontraktor pelaksana PT Rajendra Pratama Jaya.
"Sebanyak 18 titik yang telah selesai dilakukan pengeboran dan juga pengecoran," kata teknisi bored pile, Indra Wahyudi, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, kontraktor pelaksana menargetkan personel Bored Pile, minimal menyelesaikan satu titik pengeboran dan pengecoran untuk satu alat berat.
"Tapi alhamdulillah, hingga pukul 12.00 malam kami bisa dapat dua titik, untuk satu alat. Jadi sehari kami berhasil dapat empat titik, dengan dua alat berat," kata Indra.
Indra mengungkapkan, kendala utama untuk proses pemasangan besi cor adalah cuaca, khususnya saat hujan.
Karena hal itu membuat lokasi proyek akan licin.
"Akan sangat licin saat hujan, jadi agak kesulitan untuk melakukan pengecoran."
"Namun, untuk pengeboran hingga saat ini berjalan lancar," jlentrehnya.
Mengingat, kata Indra, pengeboran di setiap titik sedalam 33 meter, dengan diameter 80 centimeter di kilometer 233+500 Jalur Gumitir Jember.
Personel yang bertugas melakukan pengeboran dan pemasangan paku bumi di Jalur Gumitir sebanyak 12 orang, yang terbagi dalam dua unit alat bored pile.
"Satu unit bored pile ada lima orang, ditambah excavator satu orang. Totalnya setiap alat enam orang," ungkap Indra.
Baca juga: Kabur Gondol Rp20 M dari Ibu-ibu, Cara Curang Elda Iming-iming Lewat Arisan Bodong Terungkap
Sementara itu, penanggungjawab proyek di lapangan, Andre Pandora, mengatakan jika cuaca di Gumitir bersahabat, pekerjaan ini akan rampung kurang dari dua bulan.
"Tetapi tetap penutupan Jalur Gumitir akan kami buka pada 24 September. Karena lahan jalan akan kami perbarui dulu," imbuhnya.
Sebab kondisi tekstur tanah di bawah asal Jalur Gumitir saat ini kondisinya pecah.
Kata dia, hal tersebut cukup bahaya bagi pengendara yang melintas.
"Umumnya kemiringan tanah yang aman itu 2-3 persen. Tetapi kondisi di di lapangan kemiringan tanah mencapai 13 persen," tambah Andre.
Oleh karena itu aspal di titik lokasi proyek, kata Andre akan dibongkar total, untuk dirombak kembali dengan bahan aspal terbaru.
"Dengan aspal agregat baru, sebanyak tiga lapis. Sebab pemasangan bored pile tanah harus lurus, tidak boleh ada kemiringan, risikonya soalnya tebing," tuturnya.
Andre bilang, pengeboran akan dilakukan di 55 titik di tikungan Mbah Sengo Jalur Gumitir ini.
Tetapi di lapangan ternyata ada tebing longsor akibat hujan.
"Karena di lapangan ada longsor, jadi ada penambahan pengeboran sebanyak lima titik, sehingga total ada 60 titik yang dilakukan pengeboran di sepanjang 109 meter," ulasnya.
Baca juga: Pantas ASN Ramai-ramai Ceraikan Suaminya, Penyebab Beragam dari Judol sampai Soal Nafkah