KDMP Rengel Tuban Sukses Bangun Ekonomi Desa Lewat Pertanian dan Sinergi dengan BUMDes

Sebab, di Desa Rengel terdapat 452 petani yang mengelola lahan sawah seluas 97 hektare, serta 200 hektare lahan tadah hujan dan tegalan.

Potensi besar inilah yang menjadi dasar utama koperasi dalam menggerakkan roda ekonomi desa.

Produk unggulan yang kini disuplai ke anggota maupun ke MBG antara lain beras, tempe, dan tahu.

Selain itu, koperasi juga mengelola unit pengadaan bibit jagung dan pupuk organik untuk petani.

“Omzet dari usaha pengadaan bibit jagung per musim, bisa mencapai Rp 85–95 juta. Untuk unit Mitra Toserba, omzetnya sekitar Rp 5–6 juta per hari, sedangkan dari kerja sama sebagai supplier dengan MBG sekitar Rp 6–7 juta per hari,” ungkapnya.

Kendala

Meski tumbuh dengan sistem yang baik, KDMP Rengel juga masih menghadapi beberapa kendala, terutama di sektor permodalan.

Untuk mengatasinya, koperasi memaksimalkan iuran pokok, iuran wajib, serta simpanan khusus dari anggota.

“Sampai saat ini selain bekerja sama dengan Perekonomian Sunan Drajat, modal kami murni dari anggota tanpa dana dari pihak luar,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, Mustaqim berharap ke depan jumlah anggota dapat terus bertambah agar kekuatan modal koperasi semakin besar.

Sebab, saat ini jumlah masyarakat di Desa Rengel tercatat lebih dari tiga ribu kepala keluarga. 

Ia juga berharap ada kemudahan akses permodalan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal desa, bukan berdasarkan pagu program dari pemerintah.

Tak hanya para petani, KDMP Rengel juga aktif melibatkan generasi muda dalam pengembangan koperasi berbasis digital.

Sebab, semangat yang dibawa oleh KDMP Rengel yaitu membangun ekosistem ekonomi kerakyatan berbasis partisipasi masyarakat.

“Kami ingin masyarakat terlibat secara inklusif, termasuk para pemuda yang kami dorong menjadi motor penggerak melalui pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan pemanfaatan teknologi modern,” terangnya.

Dalam hal pengembangan teknologi digital, KDMP Rengel juga terus membangun sistem digital terintegrasi untuk akuntansi, keuangan, keanggotaan, transparansi, dan pemanfaatan big data.

“Intinya, kami ingin sistem yang terbuka dan transparan. Beberapa waktu lalu kami mengikuti pelatihan di Pemkab Tuban, dan dari sana kami mendapat banyak pelajaran yang kami coba aplikasikan di masyarakat, khususnya bagi anak-anak muda yang punya keahlian di bidang IT agar bisa ikut berkontribusi dalam pengembangan sistem teknologi di desa ini,” pungkasnya.