Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Arpa 55 Jombang, dari Hobi Naik Gunung, Menjelma Jadi Gerakan Lintas Generasi Penjaga Alam

Di bawah rindangnya pepohonan Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang suara tawa terdengar bercampur dengan obrolan ringan.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
MENJAGA ALAM JOMBANG - Tim Arpa 55 saat membersihkan kali di Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Selasa (7/10/2025). Dua dekade menjaga alam Jombang berawal dari komunitas pecinta alam.  

Poin penting:

  • Nama Komunitas: Adventure Paranoid 55 (Arpa 55).
  • Lokasi Asal: Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Jombang.
  • Awal Berdiri: Lebih dari 20 tahun lalu, dari hobi naik gunung.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di bawah rindangnya pepohonan Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang suara tawa terdengar bercampur dengan obrolan ringan.

Di situlah, komunitas Adventure Paranoid 55 yang akrab disebut Arpa 55 sering berkumpul. Sebuah komunitas yang lahir bukan dari seminar besar atau organisasi resmi, melainkan dari hobi sederhana mencintai alam.

Sudah dua puluh tahun lebih mereka berdiri, namun semangat yang mengikat para anggotanya tetap sama cinta terhadap alam dan kebersamaan. Ketua Arpa 55, Ika Prasetya, masih ingat betul masa-masa awal komunitas ini terbentuk.

“Kami dulu cuma anak-anak muda yang suka naik gunung, camping, dan duduk di bawah bintang. Tapi dari perjalanan itu, kami belajar satu hal penting, alam yang indah ini tidak akan bertahan kalau tidak dijaga,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Banpol Jombang Cair dengan Total Besaran Rp4,5 Miliar, PKB Terima Kucuran Dana Terbesar

Lambat laun, Arpa 55 berubah dari sekadar kelompok petualang menjadi penggerak aksi lingkungan. Mereka mulai rutin menggelar kegiatan bersih gunung, kampanye anti-sampah di jalur pendakian, hingga bersih-bersih sungai di wilayah Jombang.

Dalam setiap kegiatan, ada semangat yang sama, menjaga alam agar tetap hidup. “Kami tidak mau sekadar mendaki lalu pulang membawa foto. Kami ingin meninggalkan jejak yang berarti bukan sampah, tapi perubahan,” kata Ika.

Salah satu kegiatan yang paling berkesan bagi mereka adalah kolaborasi Wastra Alami bersama warga Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Jombang..

Dalam kegiatan itu, Arpa 55 menggandeng Dinas PUPR dan DLH Jombang untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kebersihan sungai.

“Warga sangat antusias. Ada yang baru sadar kalau membuang sampah ke sungai ternyata berdampak besar. Momen itu yang bikin kami yakin, perubahan bisa dimulai dari hal kecil,” tambah Ika.

Setiap tanggal 17 Agustus, Arpa 55 punya tradisi yang berbeda. Mereka menggelar upacara kemerdekaan di puncak gunung atau menanam pohon di lereng bukit.

Upacara sederhana itu bukan hanya bentuk cinta tanah air, tapi juga simbol penghormatan pada bumi yang mereka pijak.

Baca juga: Aksi Bejat Guru Ngaji di Jombang, Nodai Remaja hingga Hamil, Kini Disidang Terancam 12 Tahun Bui

Namun bagi Ika dan kawan-kawannya, menjaga alam bukan tentang seremoni tahunan. Mereka kini tengah menyusun program jangka panjang agar aksi hijau bisa terus berlanjut. 

Rencananya, akan ada kegiatan rutin seperti penanaman pohon, edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah, hingga gerakan bersih desa.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved