Tata Kelola Perumda Panglungan Jombang Dibenahi, Mulai Bangkit Tapi Belum Sumbang Kas Daerah
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan Wonosalam Jombang mulai menunjukkan geliat kinerja positif
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Saat ini, Perumda Panglungan juga tengah memetakan potensi lahan produktif. Fokus utama diarahkan pada pengembangan jagung, yang dinilai memiliki perputaran modal cepat dibandingkan komoditas lain seperti kopi yang memerlukan waktu lebih lama untuk panen.
Dengan berbagai langkah perbaikan tersebut, publik kini menanti bukti konkret bahwa Perumda Panglungan bisa mandiri dan benar-benar menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.
“Perkembangannya memang menggembirakan, tapi kami ingin melihat hasil yang nyata. Jangan sampai hanya bagus di laporan, tapi belum memberi nilai tambah untuk Jombang,” pungkas Anas.
Agus Mujiono resmi dikukuhkan sebagai Direktur Perumda Perkebunan Panglungan, Wonosalam, menggantikan Plt sebelumnya, Much Rony. Namun, tantangan berat langsung menghadang di awal masa kepemimpinannya.
Baca juga: Alasan Perumda Panglungan Jombang Pilih Tanam Tembakau dan Semangka sebagai Komoditas Utama
Tanpa dukungan modal dari Pemkab Jombang, Agus harus menata ulang manajemen BUMD yang tengah dilanda berbagai persoalan, termasuk warisan utang masa lalu.
Pengukuhan Agus dilakukan pada Senin (26/5/2025), hanya tiga hari setelah mantan Direktur Perumda Panglungan, Tjahja Fadjari, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Jombang.
Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan Bupati Jombang Warsubi dalam memperbaiki tata kelola perusahaan milik daerah tersebut.
Setelah dikukuhkan, Agus bergerak, ia mengatakan bahwa pembenahan tata kelola internal menjadi langkah awal yang ia lakukan sejak menjabat. Langkah ini mencakup penguatan administrasi dan pengelolaan keuangan agar perusahaan memiliki landasan yang kokoh untuk bertumbuh.
“Panglungan sekarang mulai stabil. Kami ingin memastikan fondasi internal kuat, sehingga target jangka panjang dapat dicapai secara konsisten,” ungkapnya.
Dalam pertemuan bersama Bupati Jombang, Warsubi, Agus menyampaikan komitmennya untuk menyumbang PAD hingga Rp300 juta. Target tersebut, menurutnya, realistis setelah memperhitungkan potensi produksi yang dikelola secara mandiri.
Untuk merealisasikan rencana itu, perusahaan mulai menanam semangka dan tembakau sebagai komoditas cepat panen.
Semangka dapat dipanen dalam 60-65 hari, sedangkan tembakau 65-90 hari. Pemasaran hasil panen juga telah disiapkan, dengan semangka dikirim ke mitra di Jakarta dan Semarang, sedangkan tembakau dijual basah karena belum tersedia alat pengering.
Agus mengakui jumlah SDM terbatas, namun optimis hal itu tidak menjadi penghambat. Menurutnya, semangat kerja pegawai yang tinggi mampu menopang pencapaian target perusahaan.
Selain menggarap komoditas cepat panen, Perumda Panglungan juga menatap pengembangan jangka panjang. Saat ini, pihaknya menjajaki kerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember untuk mengidentifikasi varietas unggul yang cocok dibudidayakan di lahan Panglungan.
Kopi Excelsa Wonosalam Jombang: Dari Lereng Pegunungan Sampai ke Lidah Pecinta Kopi di Eropa |
![]() |
---|
Pasca Ambruknya Gedung Al Khoziny Sidoarjo, Kemenag Dorong Ponpes di Jombang segera Urus Izin |
![]() |
---|
Kandang Sapi di Tuban Terbakar Akibat Sisa Pembakaran Sampah |
![]() |
---|
Makan Bergizi Gratis Ditolak Siswa di Jember, Dewan Sebut Banyak SPPG yang Belum Siap Beroperasi |
![]() |
---|
Serangan Ulat Bulu di SD Bondowoso, Guru dan Siswa Gatal-gatal, Sekolah Minta Bantuan Damkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.