Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tata Kelola Perumda Panglungan Jombang Dibenahi, Mulai Bangkit Tapi Belum Sumbang Kas Daerah

Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan Wonosalam Jombang mulai menunjukkan geliat kinerja positif

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Anggit Pujie Widodo
PERUMDA PANGLUNGAN JOMBANG - Hearing Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam Jombang dengan Komisi B DPRD Kabupaten Jombang di ruang rapat Komisi B DPRD Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Kamis (9/10/2025). Meski mulai menuju arah positif, capaian Perumda Perkebunan Panglungan bagi anggota dewan belum bisa dianggap sebagai kontribusi nyata bagi daerah. 

Poin penting:

  • Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam mulai menunjukkan perbaikan internal dan peningkatan kinerja sejak dipimpin Agus Mujiono, namun belum menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena fokus pada pemulihan keuangan dan SDM.
  • Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jombang, dewan meminta arah pengelolaan perusahaan lebih jelas dan hasilnya harus berdampak nyata bagi perekonomian daerah.
  • Perusahaan menargetkan pendapatan Rp1 miliar hingga akhir 2025 dengan menanam komoditas cepat panen seperti semangka dan tembakau, serta menjajaki kerja sama untuk budidaya kopi jangka panjang.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan Wonosalam Jombang mulai menunjukkan geliat kinerja positif setelah melakukan berbagai pembenahan internal. 

Namun, Komisi B DPRD Jombang menilai capaian tersebut belum cukup, sebab belum berimbas pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal itu mengemuka dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi B DPRD dan jajaran direksi Perumda Panglungan, Kamis (9/10/2025). 

Dalam forum tersebut, wakil rakyat yang dipilih rakyat itu meminta kejelasan arah pengelolaan perusahaan daerah agar manfaatnya benar-benar terasa bagi perekonomian daerah, bukan sekadar angka dalam laporan.

Direktur Perumda Panglungan, Agus Mujiono, menyampaikan bahwa sejak dirinya memimpin, sejumlah perubahan besar telah dilakukan. Fokus utama diarahkan pada pembenahan sistem kerja dan peningkatan efisiensi sumber daya manusia.

“Kami ubah pola kerja. Sekarang pegawai tidak hanya bertugas di kantor, tapi juga aktif di lapangan. Hanya dua orang yang bertugas di kantor, selebihnya memastikan produktivitas di area perkebunan,” ucapnya usai Hearing dengan Komisi B DPRD Jombang.

Meski kinerja mulai menunjukkan peningkatan, Agus mengakui perusahaan belum bisa menyumbang PAD pada tahun ini. Menurutnya, seluruh pendapatan masih difokuskan untuk menyehatkan keuangan internal dan memperkuat kapasitas SDM.

“Sebenarnya bisa saja kami serahkan ke PAD, tapi nanti operasional bisa mandek. Kami lebih memilih memperkuat pondasi dulu agar tahun depan bisa berkontribusi secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Dari hasil evaluasi, Perumda Panglungan tercatat memperoleh pendapatan sebesar Rp507 juta dalam empat bulan terakhir. Targetnya, angka tersebut akan menembus Rp1 miliar hingga akhir Desember 2025. 

Meski demikian, menurut Ketua Komisi B DPRD Jombang Anas Burhani, capaian itu belum bisa dianggap sebagai kontribusi nyata bagi daerah.

“Pendapatannya memang tumbuh positif, namun belum berdampak pada PAD karena masih digunakan untuk pemulihan keuangan perusahaan,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Ia menambahkan, sejumlah inovasi seperti penanaman tembakau dan semangka menjadi langkah positif yang perlu diapresiasi. Hanya saja, dewan meminta agar manajemen Perumda mampu menjaga konsistensi kinerja dan memperluas dampak ekonominya.

Baca juga: Perumda Panglungan Jombang Targetkan Sumbang PAD Rp300 Juta Lewat Komoditas Cepat Panen

Komisi B juga menjadwalkan hearing lanjutan pada awal 2026 untuk memantau perkembangan dan realisasi target perusahaan. Langkah pengawasan ini dinilai penting mengingat beberapa BUMD di Jombang kerap bergantung pada penyertaan modal pemerintah daerah tanpa memberikan hasil signifikan.

Saat ini, Perumda Panglungan juga tengah memetakan potensi lahan produktif. Fokus utama diarahkan pada pengembangan jagung, yang dinilai memiliki perputaran modal cepat dibandingkan komoditas lain seperti kopi yang memerlukan waktu lebih lama untuk panen.

Dengan berbagai langkah perbaikan tersebut, publik kini menanti bukti konkret bahwa Perumda Panglungan bisa mandiri dan benar-benar menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.

“Perkembangannya memang menggembirakan, tapi kami ingin melihat hasil yang nyata. Jangan sampai hanya bagus di laporan, tapi belum memberi nilai tambah untuk Jombang,” pungkas Anas.

Agus Mujiono resmi dikukuhkan sebagai Direktur Perumda Perkebunan Panglungan, Wonosalam, menggantikan Plt sebelumnya, Much Rony. Namun, tantangan berat langsung menghadang di awal masa kepemimpinannya. 

Baca juga: Alasan Perumda Panglungan Jombang Pilih Tanam Tembakau dan Semangka sebagai Komoditas Utama

Tanpa dukungan modal dari Pemkab Jombang, Agus harus menata ulang manajemen BUMD yang tengah dilanda berbagai persoalan, termasuk warisan utang masa lalu.

Pengukuhan Agus dilakukan pada Senin (26/5/2025), hanya tiga hari setelah mantan Direktur Perumda Panglungan, Tjahja Fadjari, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Jombang. 

Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan Bupati Jombang Warsubi dalam memperbaiki tata kelola perusahaan milik daerah tersebut.

Setelah dikukuhkan, Agus bergerak, ia mengatakan bahwa pembenahan tata kelola internal menjadi langkah awal yang ia lakukan sejak menjabat. Langkah ini mencakup penguatan administrasi dan pengelolaan keuangan agar perusahaan memiliki landasan yang kokoh untuk bertumbuh.

“Panglungan sekarang mulai stabil. Kami ingin memastikan fondasi internal kuat, sehingga target jangka panjang dapat dicapai secara konsisten,” ungkapnya.

Dalam pertemuan bersama Bupati Jombang, Warsubi, Agus menyampaikan komitmennya untuk menyumbang PAD hingga Rp300 juta. Target tersebut, menurutnya, realistis setelah memperhitungkan potensi produksi yang dikelola secara mandiri.

Untuk merealisasikan rencana itu, perusahaan mulai menanam semangka dan tembakau sebagai komoditas cepat panen. 

Semangka dapat dipanen dalam 60-65 hari, sedangkan tembakau 65-90 hari. Pemasaran hasil panen juga telah disiapkan, dengan semangka dikirim ke mitra di Jakarta dan Semarang, sedangkan tembakau dijual basah karena belum tersedia alat pengering.

Agus mengakui jumlah SDM terbatas, namun optimis hal itu tidak menjadi penghambat. Menurutnya, semangat kerja pegawai yang tinggi mampu menopang pencapaian target perusahaan.

Selain menggarap komoditas cepat panen, Perumda Panglungan juga menatap pengembangan jangka panjang. Saat ini, pihaknya menjajaki kerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember untuk mengidentifikasi varietas unggul yang cocok dibudidayakan di lahan Panglungan. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved