Potret Getir Guru TK di Jombang Hidup di Gubuk Reyot, Bertahan Hidup dengan Gaji Rp350 Ribu: Berdua
Meskipun terbiasa mendengar suara anak-anak kecil riang gembira dari ruang kelas sederhana di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, diantara tawa
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Ringkasan Berita:
- Tokoh Utama: Yuliana Emawati (43), Guru TK di Sumobito, Jombang.
- Pengabdian & Gaji: 9 tahun mengajar, gaji hanya Rp350 ribu - Rp400 ribu per bulan.
- Kondisi Tempat Tinggal: Gubuk reot berdinding bambu/triplek ditambal banner dan atap bocor parah.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Meskipun terbiasa mendengar suara anak-anak kecil riang gembira dari ruang kelas sederhana di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, diantara tawa itu, seorang perempuan berwajah teduh tampak sabar membimbing anak didiknya belajar mengenal huruf.
Namanya Yuliana Emawati, 43 tahun, guru Taman Kanak-kanak atau guru TK yang sudah sembilan tahun mengabdikan hidupnya untuk dunia pendidikan anak usia dini.
Namun di balik senyum lembutnya, Yuliana menyimpan cerita hidup yang getir.
Saat jam mengajar usai dan anak-anak dijemput orang tua masing-masing, ia tak pulang ke rumah nyaman, melainkan ke gubuk kecil berdinding bambu dan triplek, di Dusun Johowinong, Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Baca juga: PLN Jombang Tegaskan Tak Pernah Tuduh Nur Hayati Mencuri Listrik, Pastikan Sesuai Prosedur
Rumah itu lebih mirip bangunan darurat ketimbang tempat tinggal. Sebagian dindingnya reot, ditambal dengan banner bekas kampanye agar tak jebol diterpa angin.
Lantainya sebagian besar masih tanah, ditutupi terpal agar tidak becek saat hujan. Sementara atapnya bocor di banyak titik, membuat Yuliana dan anak semata wayangnya harus pindah tempat tidur setiap kali hujan datang.
“Kalau angin kencang, suara bannernya keras sekali. Anak saya sampai takut, kadang saya juga cemas takut roboh,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Senin (13/10/2025).
Yuliana tinggal berdua dengan anaknya setelah berpisah dari suami beberapa tahun lalu. Dengan gaji hanya Rp350 ribu hingga Rp400 ribu per bulan, ia berusaha keras mencukupi kebutuhan hidup.
“Kadang saya tambahi dengan jualan kecil-kecilan, bumbu dapur sama kerudung. Kalau nggak begitu, nggak cukup buat makan,” ujarnya.
Setiap pagi, ia mengayuh sepeda onthel tuanya menempuh jarak sekitar 20 menit menuju sekolah. Tak peduli panas atau hujan, ia tetap berangkat.
“Anak-anak di sekolah sudah seperti anak saya sendiri. Mereka sumber semangat saya,” katanya.
Ironisnya, pengabdian panjang itu belum sepenuhnya berbalas manis. Yuliana belum pernah menerima bantuan sosial seperti PKH atau program bedah rumah. Ia hanya sekali menerima sembako dari pemerintah daerah.
“Saya tidak tahu caranya minta bantuan, saya juga nggak punya orang yang bantu urus,” ujarnya.
Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Jombang, mengakui kondisi seperti Yuliana bukan satu-satunya.
Baca juga: Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Jombang, Janji Beri Laptop untuk Siswa dan Guru
Yuliana Emawati
gubuk kecil
guru TK
bedah rumah
Bupati Jombang Warsubi
Jombang
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Dulu Vokal Bela Jukir Surabaya, Warga Dupak Ditangkap Gelapkan Dua Mobil Rental |
![]() |
---|
30 Tahun Kerja, Prayitno Tagih Gaji Rp 52 Juta dan Pesangon Rp 61 Juta yang Belum Dibayar Perusahaan |
![]() |
---|
969 Unit Rumah Warga Kota Blitar Masuk Kategori Tidak Layak Huni, Segini Alokasi Anggaran Perbaikan |
![]() |
---|
Imbas Anak Dituduh Pakai Narkoba, Alasan Nita Kini Laporkan Guru ke Polisi Meski sudah Minta Maaf |
![]() |
---|
Jerit Orang Tua Siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Diduga Keracunan: Saya Sudah Larang Makan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.