Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Awal Mula Konflik Yai Mim eks Dosen UIN Malang dan Tetangganya, Sahara Bantah Parkir di Tanah Wakaf

 Inilah awal mula konflik Yai Mim dan Sahara, yang namanya tengah ramai diperbincangkan di media sosial.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Kompas TV - Curhat Bang Denny Sumargo
KONFLIK YAI MIM - Kolase foto Yai Mim, eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur dan tetangganya Sahara, yang tengah berkonflik dengannya perkara tanah. 

"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujar Yai Mim dalam video yang diunggah pada Rabu (1/10/2025).

Baca juga: Diusir Warga, Mantan Dosen Viral Guling-guling di Tanah Kini Jual Rumah & Hidup Berpindah-pindah

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep musyrik bisa dimaknai sebagai tindakan menjaga dan bekerja sama dengan ciptaan Allah, seperti pohon.

"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita jaga, kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen. Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," tambahnya.

Dedi Mulyadi mengapresiasi penjelasan tersebut. Ia menyebut pandangan Yai Mim sebagai tafsir yang keren dan memperluas wawasan.

"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi dalam unggahan tersebut.

Dedi juga menambahkan bahwa istilah musyarokah seakar dengan kata 'masyarakat', yang bermakna kebersamaan dalam komunitas manusia dan alam.

"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya.

Yai Mim Mundur Jadi Dosen

Di tengah sorotan publik akibat konflik dengan tetangganya, Yai Mim juga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai dosen UIN Malang.

Keputusan ini ia ambil secara resmi dan telah disampaikan melalui surat kepada pihak kampus. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab pribadi agar bisa fokus menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

"Saya sudah mengajukan mundur [sebagai] dosen. Suratnya bisa dilihat. Saya mengajukan mundur," ujar Imam pada Rabu (17/9/2025).

Menurutnya, suasana belajar di kampus sudah tidak kondusif. Mahasiswa tidak lagi menghadiri kelas yang ia ampu, bahkan tidak merespons pesan yang ia kirimkan.

"Semua mahasiswa enggak ada yang datang. Saya WA (WhatsApp) enggak ada yang jawab. Daripada saya sakit hati, saya menulis surat kepada atasan saya bahwa saya mundur," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut bersifat permanen. Dengan tidak lagi terikat pada jadwal mengajar, ia berharap bisa lebih fokus menyelesaikan masalah pribadi.

"Saya mundur memulai hari ini sampai dengan selamanya. Agar kalau ada hal-hal yang mungkin diperlukan dari saya, saya tidak terikat oleh jam mengajar lagi. Bisa fokus," katanya.

Imam menegaskan bahwa keputusannya bukan karena alasan finansial, melainkan prinsip.

"Bagi saya, dosen itu adalah pengabdian, bukan uang," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved