Pakar Tanggapi Banyaknya Keluhan Motor Brebet Usai Isi BBM di SPBU, Jelaskan Sejumlah Kemungkinan

Ringkasan Berita:

• Akademisi menanggapi ramainya keluhan motor brebet usai isi BBM di SPBU di Malang.
• Pakar Teknik Mesin ITN Malang, Adhy Ariyanto mengatakan, motor brebet bisa karena mesin motor atau BBM.
• Dosen S1 Teknik Mesin UMM Malang, Iis Siti Aisyah mengungkapkan beberapa kemungkinan BBM bisa terkontaminasi.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Akademisi angkat bicara terkait ramainya keluhan motor tersendat (brebet) sampai mogok usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Malang, Jawa Timur.

Pakar Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Adhy Ariyanto, ST, MT, mengatakan, fenomena motor brebet tersebut dapat disebabkan berbagai faktor.

Mulai dari faktor teknis kondisi kendaraan itu sendiri, ataupun kualitas bahan bakar yang terkontaminasi air atau kotoran.

Ia mengungkapkan, BBM bisa terkontaminasi kotoran yang ada di dalam tangki bawah tanah SPBU.

Sedangkan untuk kontaminasi air, bisa terjadi akibat kondensasi setelah SPBU menerima pasokan BBM dari mobil tangki.

"Jadi, air atau endapan kotoran ikut tersedot ke pompa SPBU sehingga BBM tidak lagi murni atau bersih. Akibatnya, pembakaran di mesin tidak sempurna dan membuat motor jadi brebet," jelasnya, Minggu (2/11/2025).

Selain itu, ada kemungkinan campuran BBM yang tidak sesuai jenis dapat menimbulkan gangguan serupa.

Karena kesalahan kecil pada distribusi, bisa berdampak besar dan luas.

Namun, ia menuturkan, ini juga dapat disebabkan oleh kondisi kendaraan yang tidak prima.

Sehingga, jika hanya satu atau dua kendaraan yang terdampak, besar kemungkinan masalah ada pada sistem pembakaran kendaraan masing-masing.

Baca juga: Bahlil Lahadalia Bahas Etanol di Tengah Keluhan Masyarakat Soal Motor Brebet Usai Isi Pertalite

"Namun kalau banyak kendaraan di SPBU tertentu mengalami masalah brebet dalam waktu berdekatan, maka patut diduga ada gangguan kualitas BBM di SPBU tersebut," ungkapnya.

Sebagai bentuk antisipasi, ia menyarankan masyarakat untuk menghindari isi bensin sesaat setelah truk tangki datang.

Atau memilih SPBU dengan perputaran stok tinggi agar peluang risiko kontaminasi pada BBM lebih kecil.

"Namun kembali lagi, kejadian ini tidak bisa langsung disimpulkan sebelum keluar hasil pengecekan dan pengujian yang dilakukan oleh Pertamina. Masyarakat juga lebih baik mengecek dan servis rutin kondisi kendaraannya," terangnya.