Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Agus Sopir Bus Transigrak Antar Siswa Difabel ke Sekolah: Anak-anaknya Lebih Sopan dan Nurut

Anak-anak difabel menurut Agus lebih menghargai orang lain, meskipun tidak selalu bisa mengungkapkan dalam kata-kata.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/DANI JULIUS
SOPIR BUS TRANSIGRAK - Situasi bus sekolah Transigrak atau Transportasi Inklusif Gratis Ramah Anak Sekolah di SLB Negeri 1 Kulon Progo. 

TRIBUNJATIM.COM - Tiap hari mengantar anak difabel ke sekolah, sopir bus sekolah Transigrak mengungkap pengalamannya yang menyentuh.

Sopir Transigrak bernama Agus Paranto tersebut memulai pekerjaannya setiap pagi pukul 06.00.

Ia sudah siap duduk di balik kemudi bus berwarna putih, bernomor polisi B 9096 XCY.

Baca juga: Pasien BPJS Terpaksa Tidur di Kasur Penuh Ulat Belatung, Pihak RSUD Alasan Ruang IGD Penuh

Bus bertuliskan Bus Sekolah Ku ini menjadi angkutan bagi para siswa difabel yang belajar di SLB Negeri 1 Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bus ini berangkat dari Pangkalan Congot, Kapanewon Temon, menempuh jarak sekitar 14 kilometer menuju sekolah.

Sepanjang jalan, bus berhenti di beberapa titik untuk menjemput siswa disabilitas yang telah menunggu.

"Kalau yang ini anak-anak istimewa, ya kita harus kasih pelayanan yang istimewa juga," ujarnya saat ditemui Kompas.com di halaman sekolah.

Agus kini menjadi sopir Transigrak, setelah sebelumnya bertugas mengemudikan bus sekolah reguler yang berwarna kuning-oranye selama tiga tahun.

Menurutnya, suasana di bus yang kini ia kemudikan terasa jauh lebih tenang dan santun.

Para siswa SLB lebih banyak menggunakan bahasa isyarat dan komunikasi non-verbal.

"Kalau anak-anak yang ini (difabel), meskipun enggak bisa bicara dengan jelas, tapi sopan sekali. Enggak teriak, enggak ngomong kasar," katanya.

Hal ini berbeda dari siswa reguler yang cenderung lebih ramai dan terkadang menggunakan bahasa kasar dalam bercanda.

Anak-anak difabel menurut Agus lebih menghargai orang lain, meskipun tidak selalu bisa mengungkapkan dalam kata-kata.

"Kalau yang kuning (bus reguler) itu bila bercanda kadang omongannya kurang sopan," kenangnya.

"Ada juga yang saling olok-olokan, kadang ada bercandanya berlebihan," lanjut Agus.

Bus sekolah Transigrak antar jemput pelajar SLB Negeri 1 Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bus sekolah Transigrak antar jemput pelajar SLB Negeri 1 Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (KOMPAS.COM/DANI JULIUS)
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved