Berita Viral
Murid Diminta Patungan Uang Rp300.000 untuk Ultah Sekolah, Kepsek Bantah Ada Intruksi: Kemauan Siswa
Mau tidak mau, para wali murid harus ikut menyumbang lantaran khawatir anaknya nanti akan dikucilkan bila tidak berpartisipasi.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - SMAN 4 Kota Madiun meminta patungan uang kepada siswa untuk penyelanggaran perayaan hari ulang tahun sekolah tersebut.
Meski patungan uang tersebut sifatnya sukarela, orang tua murid mengeluhkan adanya praktik ini.
Namun, para orang tua terpaksa harus ikut menyumbang.
Mau tidak mau mereka harus menyumbang lantaran khawatir anaknya nanti akan dikucilkan bila tidak berpartisipasi.
Keluhan ini disampaikan beberapa orang tua murid SMAN 4 Kota Madiun, Jawa Timur, yang ditemui Kompas.com, Jumat (10/10/2025).
Para orang tua yang diwawancara meminta namanya disamarkan.
Ia tak mau anaknya yang bersekolah di SMAN 4 Kota Madiun tidak menjadi sasaran kemarahan para guru dan siswa lainnya.
"Sebetulnya kami keberatan," kata MS, salah satu orang tua siswa SMAN 4 Kota Madiun.
"Banyak rangkaian kegiatan HUT SMAN 4 Kota Madiun yang menjadikan kami sebagai orang tua mengeluarkan biaya banyak," imbuh MS.
"Tetapi kalau dihitung dan dijumlahkan bisa mencapai Rp300.000," lanjutnya.
Ia mencontohkan, setiap murid diwajibkan menonton kegiatan lomba futsal dengan membeli tiket sebesar Rp25.000.
Bagi suporter, maka diwajibkan membeli kaus sebesar Rp75.000.
Tak hanya itu, banyak uang patungan untuk berbagai kegiatan.
Besaran patungan tersebut mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 40.000 per kegiatan.
"Uang itu katanya untuk membuat mading, dekor kelas hingga acara lain dalam rangkain HUT SMAN 4 Kota Madiun," jelas MS lagi.
Baca juga: Siswi SMAN Dilarang Ikut Ujian Gegara Belum Bayar Uang Komite Rp40 Ribu, Ibu Nangis: Sudah Memohon
Menurut MS, pihak sekolah tidak mengeluarkan surat resmi yang meminta bantuan kepada orang tua siswa untuk penyelenggaraan HUT SMAN 4 tahun ini.
Permintaan bantuan tersebut hanya dibagikan di grup-grup orang tua siswa.
Tak hanya uang, kata MS, siswa juga diminta membawa barang yang dijadikan sebagai hadiah pada acara jalan santai perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.
Kendati permintaan hadiah dapat berasal dari barang bekas, namun tidak mungkin orang tua akan memberikan barang bekas kepada sekolah.
"Memang di situ disampaikan barang yang tidak terpakai (untuk dijadikan hadiah)."
"Tetapi tidak mungkin semisal ember bekas harus dibawa anak saya untuk dijadikan doorprize."
"Apalagi barang yang untuk jadi hadiah tidak boleh dikemas dari rumah. Berarti kelihatan ini barangnya apa," kata MS.
Sebagai orang tua, MS merasa kasihan kepada siswa yang orang tuanya tidak mampu tetapi harus dibebani dengan patungan uang untuk kegiatan penyelenggaran perayaan ulang tahun sekolah.
Terlebih, patungan uang yang dibebankan pada siswa sering dilakukan dalam rangkaian perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.
Terkait keluhan para orang tua siswa tersebut, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Madiun, Sriyono, yang dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp menyatakan, semua kegiatan atas kemauan siswa.
Ia membantah ada instruksi dari sekolah terkait iuran untuk pelaksanaan perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.
"Untuk HUT SMAN 4 belum dilaksanakan baru rencana," kata Sriyono.
"Semua kegiatan atas kemauan siswa, dan tidak ada intruksi dari sekolah terkait iuran-iuran. Karena ini masih rencana maka kami ringkas kegiatannya," jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, yang dikonfirmasi terpisah melalui pesan aplikasi WhatsApp, juga tidak berkomentar.
Namun, pesan konfirmasi tersebut terbaca lantaran sudah centang warna biru.
Baca juga: Meski Rugikan Negara Rp649 Juta Korupsi Proyek Bronjong, Anggota DPRD Cuma Divonis 1 Tahun Penjara
Kasus lainnya, seorang siswi kelas X SMAN 1 Gunungsitoli, Sumatera Utara, dilarang mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS).
Ia dilarang ikut ujian hanya karena belum membayar uang komite sebesar Rp40 ribu per bulan.
Kisah ini mencuat setelah diunggah akun @rumpi_gosip di Instagram pada Rabu (8/10/2025) hingga viral di media sosial.
Dalam video yang dibagikan, sang ibu, Hasmidar Harefa, menangis menceritakan perjuangannya agar anaknya bisa terus sekolah meski kondisi ekonomi pas-pasan.
Ia bekerja di sebuah rumah makan dan mengaku belum sempat melunasi uang komite sekolah.
"Bukan tidak dibayar, kalau boleh dibantu saya cicil," kata Hasmidar dalam video yang diunggah akun tersebut.
"Dan anak saya sudah memohon kepada wali kelasnya, saat ibunya gajian nanti dilunasi," lanjutnya, melansir Tribun Jateng.
Namun, permintaan tersebut tak digubris.
Sang anak justru tidak diperbolehkan mengikuti ujian dan kartu ujiannya ditahan oleh wali kelas.
Kini, ia bahkan membantu ibunya bekerja di rumah makan untuk menambah penghasilan keluarga.
Unggahan akun @rumpi_gosip dibanjiri komentar netizen yang menyoroti mahalnya biaya pendidikan dan lemahnya empati pihak sekolah.
Akun @gendut_gembira menulis, "Sekolah gratis tapi ujung-ujungnya bayar juga. Rp40 ribu aja bikin anak nggak boleh ujian? Parah."
Pengguna lain, @nit_3yuniarzih06, berkomentar, "Uang komite itu sumbangan sukarela, kok dipaksa? Harusnya bantu, bukan malah mempermalukan."
Sementara akun @supracyosupracoyo menulis, "Apa hubungannya uang komite dengan ujian? Bukannya pendidikan itu hak semua anak?"
Tagar #ViralGunungsitoli, #KeadilanUntukSiswa, dan #SekolahGratisTapiBayar sempat trending di kolom komentar unggahan tersebut.
Baca juga: Nenek-nenek Kehilangan BPJS & Bantuan Sembako setelah Dituding Terlibat Judol, Anak Heran: Masak Iya
Pihak SMAN 1 Gunungsitoli akhirnya buka suara.
Perwakilan sekolah, Otenieli menegaskan, tidak ada aturan yang melarang siswa ikut ujian hanya karena belum membayar uang komite.
"Sekalipun belum membayar, ada yang sampai sekarang belum membayar tetapi mereka ujian," ungkapnya.
"Sekolah wajib mengikutkan mereka ujian. Tidak ada alasan masalah sumbangan tersebut," tegas Otenieli.
Ia menambahkan, sekolah tidak pernah memberi perintah agar wali kelas menahan siswa karena belum membayar iuran.
| Viral Istri Suci Kirim Papan Bunga Wisuda ke Mahasiswi Diduga Selingkuhan Suaminya: Dokter Gatal |
|
|---|
| Warung Bakso Babi Puluhan Tahun Jualan Tidak Pasang Tanda Nonhalal, Penjual sempat Keberatan |
|
|---|
| Wabup Tindak Penjual Bakso Babi yang Tak Cantumkan Label Non-Halal, Tempelan HVS 'B2' Dirasa Kurang |
|
|---|
| Bupati Syok Rica Bocah 12 Tahun Rawat Ayah Lumpuh Bukannya Sekolah, Pemerintah Langsung Turun |
|
|---|
| Relawan Geruduk Kantor Kepala Dapur Protes Gaji Sudah Kecil Masih Dipotong, Lembur Tak Dibayar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/patungan-uang-yang-dibebankan-kepada-siswa-untuk-acara-ulang-tahun-sekolah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.