Berita Viral
Anen Tak Sudi Ngemis Sejak 1981, Kerja Jual Koran dan Majalah Meski Buta, Hapal Tekstur Tiap Kertas
Seorang penjual koran dan majalah menceritakan perjalanannya yang tak sudi mengemis untuk mendapatkan uang.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TRIBUNJATIM.COM - Ketekunan Anen berakar dari tekadnya untuk tetap bekerja secara mandiri.
Ia tak ingin menjadikan disabilitas sebagai alasan untuk meminta-minta.
Tak sudi menjadi pengemis, Anen akhirnya mendapat sorotan karena tekadnya tersebut.
Anen yang bernama lengkap Firmansyah (61), menjadi seorang lansia yang masih tegar bekerja belum mengambil masa pensiunnya.
Firmansyah atau Anen, merupakan seorang penjual koran dan majalah keliling di depan stasiun Depok, Jawa Barat.
“Kalau saya minta-minta ke orang, agak enggak bisa. Kalau misalnya minta kayak yang enggak berani, kecuali kalau ada yang ngasih, itu lain lagi. Itu kan rezeki dari Allah,” ujarnya.
Seiring waktu, tenaga Anen mulai berkurang.
Minat pembeli terhadap koran dan majalah juga kian menurun.
Pendapatannya menyusut jauh dibanding masa jayanya.
“Saya pilih pekerjaan ini karena kayaknya yang paling sesuai untuk saya ya jualan koran dan majalah,” kata dia.
Baca juga: Acap Kali Pukul Kepala Pengendara Sepeda Motor, Pengemis Wanita Kini Diperiksa Kejiwaannya
Kini, Anen mulai memupuk harapan baru, yaitu membuka warung kecil di rumahnya bersama sang istri.
Ia berharap usaha itu bisa mengurangi aktivitas fisiknya di luar rumah.
“Istilahnya dari sini bisa dapat modal buat usaha supaya enggak kemana-mana. Di rumah buka warung kecil-kecilan, lumayan kan,” tuturnya.
Perjuangan bisnis dagang Anen
Sebelum bisa membuka warung sejak tahun 1981, Anen memiliki tekad khusus agar bisa berjualan tepat sasaran.
Cara itu dilakukan berdasar dari pengalaman bekerjanya selama kurang lebih 44 tahun.
Senyum lebar Firmansyah (61) menyambut hangat calon pembelinya di depan Stasiun Depok, Kota Depok.
Di tangannya tergenggam majalah dan koran yang dijajakan dengan penuh semangat.
Baca juga: Pengunjung Dipaksa Sedekah oleh Penjaga Kotak Awal dan Pengemis, Mau Ziarah Jadi Risih
Bagi pria tunanetra yang akrab disapa Anen ini, keterbatasan fisik bukan alasan untuk berhenti bekerja.
Sejak 1981, ia menafkahi istri dan anaknya dengan berjualan majalah dan koran.
Setiap hari, sejak pagi buta, Anen sudah berangkat dari Depok menggunakan KRL Commuter Line menuju kawasan Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.
Ia mulai berjualan pukul 05.30 hingga sekitar 13.00 WIB.
Berpakaian rapi dengan topi terpasang di kepala, Anen tidak pernah melewati satu hari pun tanpa bekerja.
Baca juga: Pengakuan Kakek Pengemis di Magetan Bawa Uang Rp 10 Juta Modal Pasang Gelas: Hasil dari Cari
Panas terik, hujan, atau angin kencang bukan halangan baginya.
“Biasanya kalau koran saya jualan Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, Warta Kota, dan Pos Kota. Ada juga majalah Bobo sama buku TTS,” ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (27/10/2025)
Meski tak bisa melihat, Anen mampu dengan tepat mengambil koran yang dicari pembeli hanya dengan sentuhan jemarinya.
Puluhan tahun pengalaman membuatnya hafal tekstur setiap kertas.
“Kalau koran Kompas itu lembaran korannya enggak dua lipat kayak Jawa Pos. Jika dilihat dari sini (tengah lipatan koran), ada perbedaannya,” terang Anen.
Setiap hari ia membawa sekitar 60 eksemplar majalah dan koran, tergantung modal hasil penjualan sebelumnya.
Ia masih ingat betul harga majalah di masa lalu—pernah hanya Rp 3.000 per buah, kini mencapai Rp 17.000.
Harga koran berkisar Rp 5.000–Rp 12.000, sementara buku teka-teki silang (TTS) dijual Rp 10.000 untuk tiga buah.
“Kalau majalah Bobo bisa laku 30–40 buah, tapi kalau koran palingan 20-an, kadang lebih sedikit juga,” kata dia.
Baca juga: Dirman Girang Diangkat Jadi PPPK Meski Bulan Depan Pensiun, Sudah 5 Tahun Jaga Gerbang Sekolah
Selepas berjualan di Gondangdia, Anen biasanya melanjutkan perjalanan ke permukiman sekitar Senen, Kwitang, dan Kramat.
Sore hari, ia kembali ke Depok untuk berjualan di depan stasiun hingga malam.
“Kalau jualan di Depok ya sehabisnya saja. Kalau sore sudah habis pasti langsung pulang, kalau belum ya lanjut sampai malam,” ujarnya.
“Soalnya kan majalah atau koran yang sudah kita beli enggak bisa dibalikin, otomatis rugi di saya,” sambungnya.
Baca juga: Ribuan Relawan SPPG Ikuti Pembekalan dari BGN di Gresik, Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
Anen tak selalu bisa memastikan hasil jerih payahnya.
Namun baginya, yang terpenting adalah bisa membawa pulang rezeki, sekadar untuk menyambung hidup.
“Misal hari ini cuma kejual 30 buah, ya besok risikonya modal jualan jadi sedikit saja, seperti itu,” tuturnya.
Tempat berjualan Anen yakni wilayah Gondangdia sebenarnya memang sangat strategis untuk ladang bisnis media cetak.
Gondangdia adalah sebuah kelurahan yang berada di dalam wilayah Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, dengan kode pos 10350.
Terdapat beberapa versi mengenai asal nama Gondangdia.
Salah satu versi menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari pohon gondang yang tumbuh di wilayah yang dahulu tanahnya basah.
Versi lain menyebut berasal dari binatang air sejenis keong besar bernama gondang.
Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini termasuk kawasan yang dikembangkan sebagai perumahan elit dan memiliki banyak bangunan peninggalan kolonial.
Kepadatan penduduk di wilayah ini membuat daya tarik akan informasi cukup besar, sehingga koran cetak dan majalah masih menajadi primadona.
Apalagi diketahui saat ini jumlah penduduk menurut data yang tersedia: sekitar 4.594 jiwa (2.168 laki-laki dan 2.426 perempuan), dengan 1.583 kepala keluarga.
Lokasi Gondangdia sangat strategis karena berada di pusat kota Jakarta dan memiliki akses mudah ke transportasi umum; misalnya stasiun kereta Stasiun Gondangdia yang melayani rute commuterline.
Kawasan ini juga memiliki banyak bangunan bersejarah dari era kolonial yang memberi nilai estetika dan nilai budaya.
Kelurahan Gondangdia meraih berbagai prestasi dan inovasi membangun lingkungan, misalnya lomba penghijauan dan urban farming di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) wilayahnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
penjual koran
depan stasiun Depok
pria tunanetra
Stasiun Gondangdia
Jakarta Pusat
Multiangle
meaningful
TribunJatim.com
| Pasang Foto AI Pakai Seragam TNI AL, Wandi Bisa Dapat Rp 210 Juta Meski dari Balik Jeruji Besi |
|
|---|
| Nasib Warga Israel Heboh karena Punya KTP WNI, Kadisdukcapil Buka Suara dan Ungkap Sikap Bupati |
|
|---|
| Kesaksian Tetangga Pria di Pati yang Tewas di Tumpukan Sampah di Kamar, Terakhir Sempat Terima Paket |
|
|---|
| Pegawai Kemenkeu Diduga Nongkrong saat Jam Kerja Dilaporkan ke Purbaya: Tolong Ditertibkan Pak |
|
|---|
| Alasan Jokowi Bangun Kereta Whoosh Bukan Cari Untung, Kini Dipersoalkan Mahfud MD ada Dugaan Mark Up |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.