Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Repan Warga Baduy Ditolak RS Gegara Tak Punya KTP, Dibegal saat Jualan Madu, Uang Rp3 Juta Raib

Repan warga Baduy dibegal saat berjualan madu di kawasan Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2025).

Penulis: Alga | Editor: Alga W
KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN
DIBEGAL - Seorang warga Baduy Dalam, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak menjadi korban begal di Jakarta, Minggu (26/10/2025). Ia ditolak Rumah Sakit saat hendak berobat karena tak punya KTP. 

Batara Cikal sendiri memiliki peran untuk mengatur keseimbangan yang ada di bumi.

Versi tersebut mirip dengan cerita diturunkannya Nabi Adam ke bumi. Suku Baduy pun percaya bahwa mereka adalah keturunan Nabi Adam.

Adapun para ahli sejarah memiliki pendapat sendiri berdasar pada temuan prasasti sejarah, catatan para pelaut dari Portugis dan Tiongkok yang dihubungkan dengan cerita rakyat tentang Tatar Sunda.

Pada versi yang diungkap ahli sejarah, masyarakat baduy (kanekes) memiliki kaitan dengan Kerajaan Pajajaran pada sekitar di abad ke-16 di mana kesultanan Banten belum berdiri.

Dengan wilayah yang strategis, Pangeran Pucuk memerintahkan pasukan prajurit pilihan untuk menjaga kelestarian Gunung Kendeng-Sungai Ciujung.

Versi ketiga diungkap Van Tricht yang berkunjung ke Baduy di tahun 1982 yang tidak mengakui kedua pendapat diatas.

Menurut Van Tricht, masyarakat Baduy sudah ada sejak lama disana dan merupakan masyarakat asli dan sangat ketat mempertahankan kebudayaan nenek moyang mereka.

Pendapat Van tricht sejalan dengan pendapat Danasasmita dan Djatisunda (1986:4-5) di mana menurut dua ahli ini pada masa lalu ada seorang raja yang berkuasa di wilayah sekitar Baduy bernama Rakeyan Darmasiska.

Sang raja ini memerintahkan masyarakat Baduy untuk memelihara Kabuyutan (tempat pemujaan nenek moyang) dan menjadikan kawasan tersebut sebagai Mandala atau kawasan suci.

Baduy Dalam mengenakan pakaian serba putih, dan Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru. (Dok Kemenparekraf)
Baduy Dalam mengenakan pakaian serba putih, dan Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru. (Dok Kemenparekraf) ()

Ciri-ciri Suku Baduy

Ciri khas Suku Baduy dapat diamati dari cara hidup serta hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini.

Salah satunya adalah rumah adat Suku Baduy yaitu Sulah Nyanda yang merupakan bangunan berbentuk panggung dengan bahan kayu, bambu, serta atap ijuk atau rumbia.

Ciri orang Baduy sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam.

Suku Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat dengan menolak adanya teknologi dan mempertahankan cara hidup yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Jika diamati, Suku Baduy Dalam sehari-hari kerap menggunakan baju dan ikat kepala berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Sementara Suku Baduy Luar diperbolehkan menerima teknologi dan cara hidup masyarakat modern untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya.

Dalam kesehariannya, Suku Baduy Luar kerap mengenakan pakaian serba hitam dengan ikat kepala biru.

Masyarakat Suku Baduy, terutama Baduy Dalam bermata pencaharian sebagai petani atau penggarap ladang, serta memelihara ternak.

 

Sementara para perempuan Baduy memiliki keahlian menenun dengan tenun halus untuk pakaian dan tenun kasar untuk ikat kepala serta ikat pinggang.

Untuk membawa peralatan sehari-hari, Suku Baduy juga membuat tas yang terbuat dari kulit pohon terep yang bernama koja atau jarog.

Dalam tatanan masyarakatnya, pemimpin Suku Baduy disebut Pu’un, asisten pemimpin Suku Baduy disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan.

Selain itu, masyarakat Suku Baduy sendiri dikenal memiliki kepercayaan Sunda Wiwitan.

Tempat sembahyang umat Sunda Wiwitan adalah pamunjungan atau kabuyutan, yaitu tempat punden berundak yang biasanya terletak di bukit.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved