Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Panggul Tas Bambu dan Untung Rp75 Ribu, Pak Zul Pedagang Asongan Bangga Anak Kuliah Gratis

Inilah kisah Pak Zul, pedagang asongan di Jalan Latumenten, Jakarta Barat. Tiap hari ia memanggul tas bambu berisi berbagai barang dagangan

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA
KISAH INSPIRATIF - Pak Zul, pedagang asongan di kawasan Grogol, Jakarta Barat yang bangga karena anaknya mendapat beasiswa untuk kuliah. Tiap hari ia jualan dapat untung Rp 75 ribu. 

35 tahun jadi tukang tambal ban, Junaedi mengatakan bahwa kunci bahagianya adalah rajin shalat malam dan berpuasa Senin-Kamis.

 "Yang penting kita taat sama Gusti Allah, pasti diberi kebahagiaan," kata Junaedi saat ditemui di lapaknya, Jumat (24/1/2025).

Menurut Junaedi, ketenangan batin, kesehatan, dan keharmonisan keluarga merupakan definisi dari bahagia yang ia yakini.

"Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Kalau yang kaya aja belum tentu bahagia, jadi kita yang enggak kaya harus bahagia," ucapnya sembari tertawa, melansir dari Kompas.com.

Penghasilan Junaedi pun tak pasti. Jika beruntung dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp50.000.

Namun, lebih sering tidak ada pelanggan sama sekali, kata dia.

"Istri saya juga bantu jualan nasi bungkus didekat sekolah disana. Jadi sedikit terbantu, yang penting kita sudah berusaha" sambungnya.

Selain menjadi tukang tambal ban, dulu Junaedi pernah bekerja sebagai tukang becak.

Tetapi karena pelanggan yang semakin sepi, akhirnya dia menjual becaknya.

"Semuanya saya coba, yang penting bisa pulang bawa rezeki yang halal," tutur Junaedi.

Berkat kegigihan dalam bekerja dan doa tanpa henti, Junaedi kini mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

"Meskipun saya lulusan SD (Sekolah Dasar), tapi saya selalu ingin anak saya bisa kuliah," kata dia.

Baca juga: Anak Tukang Kayu Diremehkan Tak Bakal Bisa Kuliah, Kini Justru Jadi Wisudawati Terbaik

Putrinya, Rahmawati (21) kini sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana dari  jurusan Manajemen di Universitas Bhayangkara, Surabaya.

Untuk biaya kuliah, Junaedi mengaku harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,35 juta per semester. Biaya tersebut dia tanggung sendiri tanpa ada bantuan dari Pemerintah.

"Anak saya sudah pernah coba buat daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), tapi juga enggak pernah lolos, enggak tahu kenapa," kata dia.

Berbagai program beasiswa juga sudah dicoba, tapi selalu gagal.

Biar pun begitu, Junaedi selalu tegas melarang anaknya untuk kuliah sambil bekerja.

"Memang tugasnya saya sebagai orangtua untuk mencari nafkah. Sudah, kamu cukup fokus sekolah," ucap dia sambil lagi-lagi tersenyum.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved