Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ambulans Menyerah Lewat Jalan Berlumpur, Jenazah Terpaksa Dibawa Naik Sepeda Motor ke Rumah Duka

Jenazah yang sebelumnya dibawa menggunakan ambulans, diganti naik sepeda motor karena akses jalan yang sulit.

Penulis: Alga | Editor: Alga W
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
JENAZAH DIANTAR MOTOR - Jenazah seorang warga di Desa Suruh Tembawang saat dibawa menggunakan kendaraan roda dua di Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Senin (3/11/2025). 

"Jadi kita ambil yang realita saja mana yang lebih mudah, bagaimana jalan-jalan di daerah ini bisa menjadi jalan yang fungsional dan bisa dilewati masyarakat," ujar dia.

"Kita harap tak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini. Ini harapan kita kepada Pemda," harap Hengki.

Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, Hendrikus Hengki. Ia berharap kepada pemerintah pusat agar merealisasikan daerah otonomi baru yaitu Kabupaten Sekayam Raya, mengingat wilayah Kabupaten Sanggau sangat luas.
Ketua DPRD Kabupaten Sanggau, Hendrikus Hengki. Ia berharap kepada pemerintah pusat agar merealisasikan daerah otonomi baru yaitu Kabupaten Sekayam Raya, mengingat wilayah Kabupaten Sanggau sangat luas. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Hendri Chornelius)

Kejadian lainnya

Viral aksi sejumlah warga menggotong jenazah melewati aliran sungai yang cukup besar di wilayah Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam video tersebut, terlihat warga berjalan kaki menggotong tandu dari bambu dan kain sarung untuk membawa jenazah.

Kemudian warga bahu membahu menyeberangi aliran Sungai Cimapag karena tidak adanya jembatan untuk menuju pemakaman.

Video tersebut diambil pada Rabu (5/11/2025), ketika warga setempat melakukan prosesi pemakaman.

Kepala Desa Buanajaya, Sudarjat mengatakan, akses tersebut bukanlah akses utama untuk menuju ke tempat pemakaman umum (TPU).

Akan tetapi, apabila melewati jalan lain warga harus memutar lebih jauh dengan jarak kurang lebih 3 kilometer.

"Memang ke situ aksesnya semua tiga RT di situ. Jadi kalau memang jembatan mah lewat berapa kilo, jadi mau gak mau ya harus ke sana," ujarnya kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).

Baca juga: Anggotanya Banting PKL saat Razia, Kepala Satpol PP Sebut sebagai Bentuk Pembelaan Diri: Diancam

Sudarjat mengungkapkan, di seberang sungai hanya terdapat area pemakaman dan pertanian warga.

Kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama, bahkan, kata dia, sebelum dia menjabat sebagai kepala desa.

Alasan warga memilih akses tersebut meskipun beresiko yaitu karena dapat memangkas waktu dan jarak tempuh.

"Dari dulu udah lama, kalau dulu mah kalinya kecil, sekarang besar. Itu udah kisaran puluhan tahun," katanya.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved