Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Uang Tabungan Rp52 Juta Raib, Nenek Siin Bertahan di Gubuk Tanpa Listrik, Ngecas HP Numpang Masjid

Nenek Siin bertahan tinggal di gubuk tanpa listrik usai kehilangan uang Rp52 juta imbas penipuan rumah.

Tribun Batam/Beres
KEHILANGAN UANG - Siin (63), petani kampung Blongkeng Kelurahan Cate Galang, Riau. Ia kehilangan Rp52 juta usai ditipu dua orang yang menjual rumah melalui media sosial Facebook. Kini Siin bertahan di rumah gubuk tanpa lisrik, Selasa (11/11/2025). 

Namun, kenyataan pahit menghampirinya.

KEHILANGAN UANG - Siin (63), petani kampung Blongkeng Kelurahan Cate Galang, Riau. Ia kehilangan Rp52 juta usai ditipu dua orang yang menjual rumah melalui media sosial Facebook. Kini Siin bertahan di rumah gubuk tanpa lisrik, Selasa (11/11/2025).
KEHILANGAN UANG - Siin (63), petani kampung Blongkeng Kelurahan Cate Galang, Riau. Ia kehilangan Rp52 juta usai ditipu dua orang yang menjual rumah melalui media sosial Facebook. Kini Siin bertahan di rumah gubuk tanpa lisrik, Selasa (11/11/2025). (Tribun Batam/Beres)

Kehilangan Rp52 Juta usai Lihat Tawaran Rumah Murah

Pada September 2021, putrinya yang sudah menikah dan tinggal terpisah melihat informasi di Facebook tentang rumah dijual murah di Perumahan Citralaguna Tahap 2, Tembesi, Sagulung. Harga Rp75 juta untuk sistem over kredit yang sudah di-top up.

"Pertamanya kan katanya dia menawarkan, namanya Meta, menawarkan rumah di Laguna. Pikir kita ya orangnya jujur. Tidak tahunya ya kayak gini lah," kenang Nenek Siin.

Uang Rp52 juta yang diserahkan Nenek Siin kepada terlapor berinisial M (Meta) dan N (Nengsih) bukan jumlah kecil. Itu adalah hasil keringat bertahun-tahun.

"Dulu saya kerja di pembensin juga. Terus nanam jeruk, cabai, timun, singkong, ubi, semuanya dikumpul. Sikit-sikit, lama-lama jadi. Sampai akhirnya terkumpul segitu," ceritanya.

Ia menunjuk ke belakang gubuknya di mana ada sebidang tanah kecil yang ia tanami timun dan singkong. 

"Itu kebun tempat saya nanam. Dari situ saya dapat uang untuk hidup sehari-hari. Dulu juga dari situ saya kumpul-kumpul uang sampai bisa 52 juta," ujarnya.

Bayangkan, lanjut dia terus mengungkapkan kisah. Bertahun-tahun menanam, memanen, menjual hasil kebun sedikit demi sedikit. Hujan atau panas, nenek tua ini terus bekerja demi mengumpulkan uang untuk membeli rumah impian.

Nenek Siin menarik napas dalam. Ia mulai menceritakan proses penyerahan uang yang kini membuatnya menyesal.

"Pertama saya kasih DP-nya 22 juta pada 22 September 2021. Kedua 30 juta pada 28 November 2021. Total 52 juta," ujarnya.

Pada penyerahan kedua, Nenek Siin sempat kesulitan karena hasil panen timunnya belum dibayar oleh tengkulak. Si Meta dan Nengsih bahkan datang ke gubuknya untuk menagih.

"Datang dia ke sini. Dimaki-maki lah kita di sini. Padahal kita belum dapat uang dari tengkulak. Ya udah, kami nunggu dulu. Eh, rupanya dia maki-maki kita," kenang Nenek Siin dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mendapat uang dari tengkulak, Nenek Siin segera menyerahkan uang tahap kedua kepada kedua terlapor.

Setelah uang diserahkan, Nenek Siin menunggu. Ia dijanjikan bisa segera menempati rumah. Katanya, rumah sedang dikontrak oleh orang lain dan begitu kontrak selesai, Nenek Siin bisa masuk.

"Dia bilang itu ada orang ngekos di situ. Nanti kalau orang ngekos itu keluar, kita bisa di situ. Ya udah, saya tunggu," ujarnya.

Baca juga: Ikhlas Digaji Rp 350 Ribu, Guru Yuliana Lega Gubuk Reyotnya Kini Diperbaiki: Semoga Dibangun Tembok

Tagih Uang Malah Dimaki-maki

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved