Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Gambaran Kehidupan Akhir Zaman Es Terjawab dari RNA Tertua Makhluk yang Diawetkan 40.000 Tahun Lalu

Ternyata begini gambaran kehidupan akhir zaman es yang terjadi puluhan tahun yang lalu, belakangan terjawab dari sebuah penemuan besar.

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Esteban de Amas
RNA DNA KUNO - Seorang Mamoth yang dibekukan meninggalkan jejak RNA yang menjawab kondisi sesungguhnya di akhir zaman es di masa lampau. 
Ringkasan Berita:
  • Penemuan RNA dalam seekor mamoth yang diawetkan puluhan ribu tahun yang lalu menjawab sains.
  • Pertanyaan mengenai bagaimana suasana akhir zaman es akhirnya terjawab
  • Mamoth itu jaringan tubuh masih tampak bersinergi, tetapi niat

 

TRIBUNJATIM.COM - Gambaran kehidupan akhir zaman es ternyata terjawab melalui sebuah molekul RNA.

Molekul RNA kuno itu saat ini masih hidup berkat kegiatan pengawetan yang dilakukan oleh peneliti.

Sebuah molekul RNA kuno dari seekor marmut bernama Yuka setelah diawetkan tak disangka bisa hidup kembali.

Kini, gambaran dari molekul RNA tersebut menjawab suasana yang terjadi di akhir zaman es sebelum manusia bisa menduduki bumi ini.

Penelitian mengejutkan

Tim gabungan peneliti belum lama ini berhasil memulihkan molekul RNA kuno dari mamut remaja bernama Yuka, yang mati 40.000 tahun lalu di tempat yang kini menjadi Siberia.

Yuka ditemukan pada tahun 2010 di Oyogos Yar, Siberia timur laut.

Sisa-sisa biologis ini memberikan wawasan mengejutkan tentang detik-detik terakhir kehidupan makhluk zaman es yang telah punah tersebut.

RNA tersebut diekstraksi dari jaringan kaki mumi yang terawetkan dengan sangat baik selama ribuan tahun di dalam permafrost (tanah beku abadi).

Ini adalah RNA tertua yang pernah diurutkan oleh para ilmuwan.

Kini, para peneliti menggunakannya untuk mengungkapkan gen mana saja yang aktif pada mamut tersebut menjelang kematiannya.

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana berencana mengembangkan genetik ikan cupang asli Kabupaten Kediri, Sabtu (16/7/2022).
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana berencana mengembangkan genetik ikan cupang asli Kabupaten Kediri, Sabtu (16/7/2022). (Istimewa/TribunJatim.com)

RNA: Pembaca Kode Kehidupan yang Tidak Abadi

DNA dan RNA ditemukan di semua makhluk hidup.

DNA adalah kode untuk kehidupan, sementara RNA membaca instruksi genetik tersebut dan bertindak sebagai pembawa pesan untuk membantu sel membangun protein.

DNA kuno diketahui dapat bertahan selama lebih dari 1 juta tahun dan telah merevolusi pemahaman ilmuwan tentang masa lalu.

Sebaliknya, RNA hingga saat ini dianggap hanya bersifat sementara (ephemeral) dan cepat rusak.

Baca juga: Nasib Ratusan Warga Bangkalan Telanjur Beli Rumah di Lahan Perhutani, Pantas Tak Dapat Sertifikat

Love Dalén, profesor genomik evolusioner di Centre for Palaeogenetics dan penulis senior studi yang diterbitkan di jurnal Cell, menjelaskan peran krusial RNA.

“Semua sel dalam organisme, mereka memiliki DNA yang sama, baik sel otak atau sel hati atau sel otot. Yang membuat sel-sel ini berbeda satu sama lain pada dasarnya adalah RNA,” kata Dalén dikutip CNN.

“Ini tentang bagaimana gen mana yang dihidupkan dan dimatikan di berbagai jenis sel.”

Baca juga: Alasan Proyek Jalan Kedungdendeng-Jipurapah di Jombang Senilai Rp2 M Tertunda, Warga Masih Menanti

Dalam penelitian ini, tim menguji 10 sampel jaringan mamut beku. Hanya satu sampel—milik Yuka—yang menghasilkan data pengurutan detail yang dapat mengungkapkan fungsi gen hewan itu saat mati.

Sinyal Otot Sebelum Kematian

Dari data yang diperoleh, para peneliti mendeteksi molekul messenger RNA (yang mengkode protein) serta microRNA (yang mengatur aktivitas gen).

"Gabungan keduanya mengungkapkan biologi yang terjadi di sel-sel mamut ini tepat sebelum ia mati," kata Emilio Mármol Sánchez, penulis utama studi dari Globe Institute di University of Copenhagen.

Data tersebut menyarankan adanya "predominasi serat otot slow-twitch di jaringan mamut," yang diduga merupakan "denyutan terakhir" jaringan tersebut.

Sebagai contoh, salah satu protein aktif yang ditemukan adalah titin (terkait elastisitas otot) dan nebulin (terlibat dalam kontraksi otot rangka).

“MicroRNA spesifik otot yang kami temukan di jaringan mamut adalah bukti langsung regulasi gen yang terjadi secara real time di zaman purba,” kata Marc Friedländer, rekan penulis studi.

“Ini adalah kali pertama, hal seperti ini dicapai.”

Erez Lieberman Aiden, seorang profesor yang tidak terlibat dalam riset ini, mengatakan masuk akal secara biologis bahwa otot mamut masih aktif menjelang kematian.

"Gagasan bahwa Anda dapat mendeteksi ekspresi spesifik jaringan cukup mengesankan," kata Aiden.

Membuka Jalan Baru untuk Evolusi Virus dan De-Extinction

Dalén, yang sebelumnya mengurutkan DNA mamut tertua di dunia, percaya bahwa teknik perintis timnya berpotensi membuka jalan baru penelitian ilmiah tentang masa lalu.

Jika dapat diterapkan lebih luas, pendekatan ini akan menawarkan cara untuk mempelajari evolusi virus purba, banyak di antaranya hanya ada dalam bentuk RNA, seperti virus yang menyebabkan Covid-19.

Lebih jauh, Dalén, yang juga penasihat ilmiah bagi perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences (yang bertujuan menghidupkan kembali mamut), mengatakan teknik ini dapat membantu upaya de-extinction (menghidupkan kembali spesies punah).

"Pada prinsipnya, metode yang digunakan di sini dapat menjadi alat yang dapat membantu Colossal dan yang lainnya untuk mempersempit gen mana yang akan diedit," ujarnya.

Meskipun demikian, para ilmuwan tetap berhati-hati. Aiden menyebut penelitian ini langkah maju yang signifikan, tetapi masih belum jelas apakah RNA akan menjadi sumber informasi utama seperti DNA.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved