Pembangunan Bandara dan Jalan Tol Beri Peluang Perekonomian Kota Kediri Semakin Meningkat
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto memprediksi perekonomian di Kota Kediri bakal semakin lebih baik.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto memprediksi perekonomian di Kota Kediri bakal semakin lebih baik.
Karena di Kediri bakal dibangun bandara udara dan jalan tol yang banyak memberikan peluang ekonomis.
“Dengan adanya jalan tol dan airport akan semakin banyak uang yang masuk di Kota Kediri. Orang yang datang tentunya akan menginap di Kota Kediri,” ungkap Djoko Raharto pada Sosialisasi Data Ekonomi dan Data Sosial 2018 di Kantor Bank Indonesia Kediri, Selasa (12/2/2019).
• 412 Kecelakaan di Kota Kediri Melibatkan Kaum Millenial
• Komunitas Free Style Kediri, Berharap Ada Tempat Berlatih Supaya Tidak Liar
• Jual Miras Ilegal, Usaha Karaoke di Penanggungan Kediri Disegel Satpol PP
Seperti diketahui, PT GG Tbk melalui anak usahanya bakal membangun bandara di wilayah barat Sungai Brantas.
Rencananya pembangunan bakal dimulai pada semester pertama 2019.
Selain itu juga dibangun jalan tol yang menghubungkan dari Kertosono - Kediri.
Kedua proyek stretegis nasional ini bakal semakin mendongkrak perekonomian di Kediri.
Sementara Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga memprediksi perekonomian di Kota Kediri akan terus melaju.
Karena dari indikator ekonomi dan sosial, Kota Kediri terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.
Di antaranya, inflasi rendah dan terkendali, stabilnya pertumbuhan, menurunnya angka kemiskinan, berkurangnya pengangguran terbuka dan meningkatnya investasi di Kota Kediri.
• Home Industri Makanan Tak Higienis Digrebek Polresta Kediri
• Bakal Jadi Tempat Proliga 8-10 Februari, Pemkot Kediri Kebut Pembenahan Fasilitas GOR Jayabaya
• Berkonsep Tempo Dulu, Pasar Papringan Desa Wisata Jambu Kediri Ramai Didatangi Pengunjung
Walikota menyebutkan, tren positif terjadi karena kebijakan yang dibuat oleh Pemkot Kediri tepat sasaran.
Dalam membuat kebijakan, Pemkot Kediri selalu menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kita selalu menggunakan data dari BPS untuk membuat kebijakan. Seperti kebijakan untuk mengurangi kemiskinan, menekan gini ratio, meningkatkan IPM, pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terkendali,” jelasnya.
Data-data dari BPS digunakan untuk mengembangkan Kota Kediri.
Pemkot Kediri juga mengajak perbankan dan akademisi untuk mendorong perekonomian Kota Kediri melaju lebih kencang.
Sehingga akan lebih menyejahterakan masyarakat.
Walikota juga memaparkan beberapa capaian indikator ekonomi.
Di antaranya, PDRB Kota Kediri pada 2017 sebesar Rp 116,06 triliun atau meningkat Rp 9,67 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 106,39 triliun.
• Kasus Penyelundupan Burung Langka, Burung Akan Dititipkan ke Balai Konservasi di Kediri dan Sidoarjo
• 25 Relawan Komunitas Berbagi Nasi Kediri Bagikan Nasi Bungkus untuk Warga Dhuafa
• Diawali Kepulan Asap, Api Hanguskan Gudang Inventaris dan Ruang Wakasek SMKN Ngasem Kediri
Pertumbuhan ekonomi Kota Kediri tanpa industri tembakau mencapai 7,02 persen atau meningkat sebesar 0,80 persen dari tahun sebelumnya sebesar 6,22 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi keselurahan, Kota Kediri berada diangka 5,14 persen.
“Ada pertumbuhan ekonomi keseluruhan dan pertumbuhan ekonomi tanpa industri rokok. Ini dipisah karena pemerintah ingin mengambil kebijakan supaya masyarakat tidak bergantung pada industri rokok saja, harus ada usaha-usaha lain,” ujarnya.
Sedangkan, laju inflasi Kota Kediri 2018 sebesar 1,97 persen atau lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,44 persen.
Bahkan inflasi Kota Kediri 2018 terendah se-Jawa.
“Kita punya pertumbuhan ekonomi 5,14 persen dan inflasi 1,97 persen bila dikurangi masih ada sisa 3,17. Itu adalah uang yang bisa ditabung ataupun diinvestasikan oleh masyarakat,” jelasnya.
Wali Kota juga mengungkapkan pada 2017 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Kediri sebesar 77,13 (kategori tinggi) atau meningkat sebesar 0,8 jika dibanding dengan tahun 2016 sebesar 76,33.
“IPM di Kota Kediri ini masuk dalam kategori tinggi. Dengan meningkatnya IPM di Kota Kediri diharapkan masyarakat Kota Kediri dapat menangkap peluang bisnis-bisnis turunan dari adanya airport,” pungkasnya. (Surya/Didik Mashudi)