Ibu-ibu Aspol Koblen Bubutan Surabaya Produktif Bikin Usaha Keripik hingga Jamu Buat Isi Waktu Luang
Ibu-ibu Aspol Koblen 7 Bubutan Surabaya patut diacungi jempol. Mereka memanfaatkan waktu luang dengan merintis usaha UMKM mulai keripik hingga jamu.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Untuk mengisi waktu luang supaya lebih produktif, ibu-ibu RW 09 Aspol Koblen 7 Bubutan Surabaya kini mulai merintis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner, mulai dari kripik, jamu, susu jeli, hingga aneka jajanan pasar.
"Sebagian besar ibu-ibu di sini tidak bekerja. Usaha yang kami jalankan ini untuk menambah atau meningkatkan perekonomian keluarga," ungkap Eny Rahayu, kader lingkungan RW 09 Aspol Koblen 7 Bubutan.
Sementara ini, lanjutnya, memang penjualannya masih berskala kecil.
• Mengintip Kampung Aspol Koblen 7 Bubutan Surabaya, Warga Tambah Penghasilan dari Memilah Sampah
Dijual apabila ada pesanan dan disebarluaskan dari mulut ke mulut.
"Kalau ada bazar kami juga sering ikut, seperti bazar sekolah atau yang di Jalan Tunjungan biasanya," ungkap Eny.
Produk makanan yang dijual, lanjutnya, diolah secara aman dan alami.
Tanpa pewarna, pemanis, dan pengawet buatan.
• Kehidupan Merry Asisten Raffi Ahmad di Kampungnya Sampang Madura, Timba Air di Sumur untuk Minum
"Di sini, banyak ibu-ibu Bhayangkari yang hobinya masak sehingga terinspirasi untuk berjualan dengan maksud bisa menambah penghasilan. Ada yang bikin kue pasar, nasi kotak, nasi kuning, keripik, dan lain-lain," ungkap Nurul Khasanah, pebisnis keripik usus.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, ibu-ibu yang dulu lebih suka ngerumpi, sekarang memiliki kesibukan positif.
"Saya buat dan jual keripik sekadar sebagai pekerjaan sampingan. Saya distribusikan ke beberapa toko sekitar sini. Untuk omzetnya, sekitar Rp 2,5 juta," kata Nurul.
Manfaatkan Tanaman Toga Sendiri
Untuk menjalankan usahanya, ibu-ibu Kampung Aspol Koblen Bubutan Surabaya juga memanfaatkan tanaman toga miliki mereka sendiri.
Seperti Ruli Agustina, pengusaha kunir asam dan susu jeli.
Untuk membuat kunir asam, Ruli memanfaatkan tanaman toga yang ia tanam sendiri.
• Warga Sidotopo Lor I Ingin Jual Sayur dan Buah Hidroponik, Agar Ada Perputaran Ekonomi di Kampung
Seperti warga kampung lainnya, Ruli juga menanam tanaman toga yang kemudian ia olah menjadi produk minuman.
"Usaha ini baru saya jalankan tiga bulan. Awalnya sekadar coba-coba, ternyata yang pesan lumayan. Dalam sebulan, saya memproduksi 80 botol kunir asam," ungkapnya.
Untuk kunir asam, kata Ruli, dibandrol Rp 5 ribu. Sementara susu jeli diberi harga Rp 7 ribu.
• Warga Kampung Ondomohen Surabaya Bikin Briket Arang dari Daun Kering, Masak Jadi Lebih Cepat & Hemat