Tidak Terima Bantuan dari Pemkab Gresik, Warga Desa Wisata di Gresik Utara Merasa Dianaktirikan
Kepala Desa Sekapuk mengaku, butuh waktu satu tahun untuk mengubah bekas tambang kapur dan tempat pembuangan sampah menjadi sebuah destinasi wisata.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Elma Gloria Stevani
Semuanya adalah obligasi dari masayarakat desa setempat dan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.
"Tidak ada bantuan sama sekali. Cuman dikunjungi dua kali oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik. Itupun hanya stafnya saja," ujar Halim.
Pria yang baru pertama kali menjabat sebagai Kepala Desa Sekapuk ini merasa wisata desanya diberlakukan seperti anak tiri.
• BREAKING NEWS - Siswa Bunuh Begal di Malang Jalani Sidang Putusan di Pengadilan Negeri Kepanjen
• Keluarga Siswa Bunuh Begal di Malang Berharap Putusan Hakim Seadil-adilnya
"Sangat terasa seperti anak tiri. Dibantu barang tidak pernah, sekelas bak sampah tulisan 'Gresik Berhias Iman' itu tidak ada bantuan. Dibantu nominal uang juga tidak pernah," ucapnya.
Saat dikunjungi oleh Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim pada penghujung tahun dan saat peresmian.
Halim mendengar sendiri bahwa Wabup baru tahu ada wisata di Sekapuk.
"Wabup bilang sendiri baru tahu ada wisata pada tanggal 29 Desember 2020. Anehnya, Disparbud padahal stafnya sudah kesini. Bantuan promosi wisata desa tidak tahu. Karena tidak pernah diajak berbicara," tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh kepala Desa Pangkahwetan, Syaifullah Mahdi wisata Desa MBS dibangun sejak Juni 2019 dan baru diresmikan pada awal tahun baru ini hanya dibantu papan reklame promosi letaknya di jalan masuk Desa Pangkahwetan. Jumlahnya hanya satu.
Sandi sapaan akrabnya mengaku, belum pernah dikunjungi oleh Disparbud. Namun hanya diajak diskusi wisata pada Desember lalu.
• Beli Sabu Rp 200 Ribu, Taufik Ajak Pacar Nyabu Bareng di Kamar Kos, Berujung Digerebek Polisi
• Pelaku Curanmor di Pinggir Sawah Ditangkap Polres Situbondo, 2 Pelaku Lainnya Ditetapkan DPO
"Menurut saya ya, mungkin karena ada dana desa jadi dianggap Desa itu mandiri. Kalau kita ingin berharap, setiap desa yang ingin membangun ekonomi desa wisata. Tidak hanya dibantu segi promosi tapi juga sarana yang diperlukan desa yang miliki wisata desa," paparnya.
Gazebo hingga motor ATV yang berada di wisata MBS semuanya murni dari sebagian dana Desa dan CSR.
"Tidak ada yang dari pemkab, semuanya kita sendiri," pungkas Sandi sapaan akrabnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disparbud Gresik, Agustin Halomoan Sinaga menegaskan, pihaknya sudah membantu promosi wisata desa.
"Sudah kita bantu, kita promosikan di website kita semua kok," kata Sinaga.