Bocah Kecelakaan di Jembatan Ngujang 2
Banyak Pengendara Anak, Jembatan Ngujang 2 Tulungagung Jadi Perhatian Khusus Polisi
Jembatan Ngujang 2 Tulungagung kini menjadi salah satu titik yang diperhatikan Satlantas Polres Tulungagung seusai kejadian kecelakaan tiga bocah.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Jembatan Ngujang 2 Tulungagung kini menjadi salah satu titik yang diperhatikan Satlantas Polres Tulungagung.
Sebab ruas jalan dan jembatan baru yang melintasi Sungai Brantas ini, banyak dipakai anak-anak untuk berkendara.
Jembatan ini menghubungkan Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol di selatan sungai, dan Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru di utara sungai.
Jalannya mulus dan relatif lebih lebar, mirip ruas jalan tol.
Dari atas jembatan pengendara bisa melihat aliran Sungai Brantas di bawahnya.
Keberadaan Jembatan Ngujang 2 memicu tumbuhnya warung-warung kecil.
• Polisi Tulungagung Gandeng Bapas Periksa Anak Pengemudi Motor yang Kecelakaan dan Tewaskan Temannya
• Belasan SMK dan SMA di Tulungagung Siap Gelar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka
Selain itu ruas jalan ini juga banyak dipakai anak-anak untuk nongkrong, maupun memacu sepeda motor.
Kejadian paling baru, tiga anak yang mengendari satu motor terlibat kecelakaan tunggal, menabrak beton pembatas jembatan, Senin (10/8/2020).
"Kami imbau orang tua tidak mengizinkan anak-anak berkendara dengan alasan apa pun," terang Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP Aristianto Budi Sutrisno, Rabu (12/8/2020).
Untuk meminimalisasi pemotor anak di Jembatan Ngujang 2, Satlantas akan melakukan patroli rutin.
• Dana Alokasi Khusus Dikembalikan, Lima Ruas Jalan Vital di Tulungagung Jadi Diperbaiki
• 1 Siswa Tulungagung Positif Covid-19, Dindikpora Masih Dukung Kunjungan Guru di Wilayah Sulit Sinyal
Patroli juga akan melibatkan Polsek setempat.
Jika didapati pengendara anak, maka akan dilakukan upaya penegakan hukum.
"Apabila tertangkap tangan dan ada pelanggaran kasat mata, maka kami akan tilang," tegas AKP Aristianto Budi Sutrisno.
Pengamatan di lapangan, banyak anak-anak dengan sepeda motor modifikasi nongkrong di sekitar jembatan.
Bahkan tidak lama setelah kecelakaan maut pada hari Senin kemarin, justru banyak anak-anak yang melihat lokasi kejadian.
• JPU Kejari Tulungagung Banding Putusan Terdakwa Korupsi Bantuan Sapi Dinas Peternakan Jatim 2017
• Buk Brombong Ngantru Tulungagung Jadi Black Spot, Usulan Pelebaran Terkendala Pandemi Covid-19
Mereka mengendarai sepeda motor tanpa helm.
Lanjut AKP Aristianto Budi Sutrisno, dari evaluasi pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2020, pengendara anak di Tulungagung mencapai 33 persen.
Kondisi ini dinilai sangat memprihatinkan, karena anak-anak sangat berbahaya jika berkendara.
AKP Aristianto Budi Sutrisno berharap orang tua tidak membahayakan anak, dengan membiarkan mereka mengedarai motor.
"Orang tua pasti tahu anaknya berkendara, karena sepeda motornya pasti milik orang tua," pungkas AKP Aristianto Budi Sutrisno.
• Pemaketan BPNT di Tulungagung Diselewengkan, Dinsos Minta KPM Pesan Barang Lebih Dulu ke Ewarong
• Pasangan Suami Istri di Kota Madiun Positif Covid-19, Sempat Rapid Test Hasilnya Nonreaktif
Dalam kejadian di Jembatan Ngujang 2, tiga anak, RDA (10), FOS (12) dan ASM (12) berboncengan tiga dengan sepeda motor Honda Beat.
Mereka beriringan dengan pengendara lain, dan ada yang melihat adu cepat dengan pemotor lain.

Saat sampai di Jembatan Ngujang 2, mereka tidak bisa menguasai kendaraan karena jalannya sedikit menikung.
Kendaraan berjalan lurus dan menabrak beton pembatas jembatan.
RDA meninggal dunia, sedangkan FOS dan ASM sempat dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Editor: Dwi Prastika