Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pekerjaan Interior Berhenti Akibat Pandemi Covid-19, Pria di Blitar Raup Untung dari Limbah Kayu

Pekerjaan interior berhenti akibat pandemi Covid-19, pria di Kota Blitar justru meraup untung dari kerajinan limbah kayu.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
Arif Saifudin menunjukkan kerajinan kayu karyanya di rumah kontrakannya, Jalan Kaliabab, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Rabu (17/2/2021). 

Sedikit demi sedikit, pesanan kerajinan rak bunga terus berdatangan.

Saifudin mulai mengembangkan usahanya dengan membuat hiasan dinding, meja, dan kursi.

"Akhir-akhir ini juga banyak pesanan cermin," katanya. 

Saifudin juga mengembangkan sistem pemasaran yang awalnya getok tular dari mulut ke mulut ke sistem online. 

Baca juga: PPKM Mikro di Kota Kediri Mengedukasi Masyarakat Agar Tak Beri Stigma Negatif pada Pasien Covid-19

Baca juga: Jembatan Karangrejo Tulungagung Belum Bisa Dilalui Mobil Barang, Rp 1,5 M Diusulkan untuk Perbaikan

Dia memasarkan hasil kerajinan kayunya di media sosial dan toko online. 

Lewat pemasaran online, pesanan dari pelanggan luar kota mulai berdatangan. 

Dia mendapat pesanan kerajinan kayu dari Bandung, Bekasi, dan Surabaya. 

"Pesanan paling banyak tetap rak bunga dan hiasan dinding," ujarnya. 

Kerajinan kayu milik Saifudin berbahan utama limbah kayu jati Belanda yang dikombinasi dengan multipleks. 

Untuk harga mulai Rp 20.000 sampai jutaan rupiah, tergantung jenis dan model kerajinan yang dipesan pelanggan. 

"Saya pernah dapat pesanan satu set kerajinan meja, kursi, dan rak senilai Rp 11 juta dari orang Bandung," katanya. 

Baca juga: Antisipasi Banjir di Kota Malang, Satgas DPUPRPKP Bersihkan Saluran Air, Temukan Kasur Hingga Boneka

Baca juga: Purnoaji Penyandang Disabilitas di Blitar Sukses Tekuni Usaha Kerajinan Truk Mainan dari Limbah Kayu

Dalam satu bulan, Saifudin bisa mendapatkan lima sampai 10 orderan kerajinan kayu dari pelanggan. 

Sedang omzet dari usaha kerajinan kayu miliknya bisa mencapai Rp 5 juta sampai 10 juta per bulan.

Tetapi, kata Saifudin, usaha kerajinan kayu miliknya sedikit menurun di awal 2021 ini. 

Penyebabnya, sekarang mulai banyak bermunculan pembuat kerajinan kayu dan harganya ikut bersaing. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved