Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Penyebaran Penyakit Misterius Serang Ratusan Ekor Sapi di Lamongan, Meluas Sampai ke 98 Desa

Penularan penyakit kulit yang menyerang ratusan ekor sapi dan memicu keresahan peternak sapi kini semakin meluas.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Di antara penyakit kulit yang menyerang sebagian tubuh sapi. Nampak benjol-benjol dan berakhir luka, Senin (11/4/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Penularan penyakit kulit yang menyerang ratusan ekor sapi dan memicu keresahan peternak sapi kini semakin meluas.

Penularan penyakit kulit dengan ciri bentol-bentol kemerahan dan bersisik itu menurut para peternak cukup cepat.

Para peternak tidak mampu menahan penyebaran penyakit kulit yang kini masih dalam penelitian di laboratorium.

Sapi-sapi yang terserang penyakit kulit  berupa benjolan-benjolan  hampir di sekujur tubuh sapi tersebut lama kelamaan membesar dan mengakibatkan luka.

Baca juga: Ini Cara Maling Embat Puluhan Burung Hias dari Sangkar di Alun-Alun Lamongan, Pemkab: Kejadian Kedua

"Sekarang hampir meluas ada di 98 desa yang tersebar di 19 kecamatan, " kata  Kepala  Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan , M. Wahyudi didampingi Sekretaris Disnakeswan, Rahendra saat dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Rabu (12/4/2023).

Diperkirakan sudah lebih dari 356 ekor  sapi yang terserang penyakit tersebut.  Sebanyak 356 ekor yang terserang  penyakit tersebut ada dalam  989 ekor populasi yang sekandang.

Itu berarti jumlah sapi yang terjangkit lebih banyak, karena jumlah populasi sapi di Lamongan mencapai 100 ribu lebih ekor lebih.

Pihaknya kini sedang 'gerilya' di lapangan untuk melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah sapi yang terjangkit.

Baca juga: Peternak Sapi di Lamongan Resah, Ratusan Ekor Sapi Diserang Penyakit Misterius,Gejala Berujung Maut

Sampai Selasa (11/4/2023) kemarin lanjut Wahyudi, sudah terdata di beberapa kecamatan diantaranya,  di Kecamatan Bluluk (52 ekor) , Solokuro (48), Sambeng (42),   Mantup (42)  dan Modo (35).

"Sedangkan penyebarannya sudah meluas ada di 98 desa di 19 kecamatan, " ungkapnya.

Wahyudi berharap peternak sapi untuk tidak panik menghadapi kondisi ini. Yang penting adalah menjalankan petunjuk yang diberikan petugas Disnakeswan dan menangani perawatan maupun pencegahannya.

Langkah yang perlu dilakukan para pemilik sapi adalah, mengkarantina sapi yang terjangkit, penyemprotan desinfektan, pengendalian vektornya, serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar.

Pihaknya belum bisa memastikan penyakit yang kini menyerang ratusan ekor sapi di Lamongan tersebut, apakah penyakit lumpy skin disease (LSD). Atau penyakit kulit biasa.

"Harus menunggu hasil lab untuk mengetahui pasti jenis penyakitnya, " katanya.

Pihaknya belum mendapatkan  informasi karena tergantung pemeriksaan dari kabupaten lainnya juga.

Maksudnya, yang mengambil laboratorium kesehatan hewan  itu Dinas Peternakan Provinsi Jawa timur di Tuban. "Lab tipe B, " katanya.

Kalau hasilnya mengarah ke LSD, juga harus dilanjutkan labnya ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Balai Besar Veteriner Wates.

Tapi,  kalau dari pengalaman gejala klinis yang pernah di lab pada akhir November 2022 dan pertengahan Januari 2022  hasilnya negatif. "Semoga saja ini bukan penyakit LSD, " katanya.

Sementara itu, terdata di Kecamatan Bluluk ada yang mati sebanyak 2 ekor sapi, dipotong paksa 1 ekor. Dalam  perawatan sebanyak 297 ekor dan sembuh ada 50 ekor.

Diberitakan sebelumnya, tiga pekan terakhir masyarakat wilayah selatan Kabupaten Lamongan resah dengan serangan penyakit yang dicurigai sebagai  penyakit lumpy skin disease (LSD).

Penularannya, sangat cepat.  Dampaknya, penyakit menyerang hewan ternak sapi sampai mengakibatkan kematian. 

Selain bentol-bentol pada kaki,  bagian perut,  juga menyerang bagian wajah serta sekitar hidung. Mengalami gangguan nafsu makan, sehingga sapi terlihat lemas.

Wahyudi menekankan agar para peternak sapi untuk tetap memperhatikan kebersihan kandang dan memisahkan sapi yang sakit dengan yang sehat untuk sementara. Selain langkah preventif secara medis yang dilakukan Disnakeswan. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved