Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Probolinggo

Belasan Siswa SD di Probolinggo Keracunan, Dinkes Akan Kirim Sampel Teh Kemasan ke Laboratorium

Dinkes akan mengirim sampel teh kemasan kedaluwarsa yang sebabkan belasan siswa keracunan, ke laboratorium, dan gelar sidak ke toko.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Danendra Kusuma
Personel Polres Probolinggo Kota tengah mengamankan barang bukti produk teh kemasan kedaluwarsa, Jumat (12/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo, bakal melakukan pemeriksaan sampel teh kemasan yang diduga kuat menyebabkan belasan siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku Probolinggo, keracunan.

Dinkes P2KB juga telah melakukan sidak ke toko yang menjual teh kemasan kedaluwarsa tersebut.

Kepala Dinkes P2KB, dr Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, keracunan yang dialami belasan siswa SDIT Tahfidz Bintangku ini diduga disebabkan mengonsumsi teh kemasan kedaluwarsa.

Sementara, masa kedaluwarsa di tutup botol teh kemasan tertulis Maret 2023.

"Dugaan penyebab keracunan sudah diketahui, yakni teh kemasan kedaluwarsa," kata Ida, sapaan dr Nurul Hasanah Hidayati, kepada Tribun Jatim Network lewat sambungan telepon, Jumat (12/5/2023).

Dia menjelaskan, pihaknya sudah mengambil sampel teh kemasan kedaluwarsa itu.

Dalam waktu dekat, sampel itu akan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya.

"Butuh pemeriksaan lewat laboratorium untuk mengetahui secara pasti apakah ada bakteri atau jamur dalam teh kemasan kedaluwarsa tersebut. Pemeriksaannya menggunakan metode uji mikrobiologi," terangnya.

Dia memperkirakan, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel teh kemasan kedaluwarsa akan keluar seminggu ke depan.

Baca juga: KRONOLOGI Puluhan Warga di Jember Keracunan Bingkisan Hajatan, Berawal dari Acara Tahlilan

"Hasil laboratorium keluar sekitar seminggu," sebutnya.

Di samping itu, Dinkes P2KB langsung bergerak cepat untuk mencegah peredaran atau penjualan minuman kemasan kedaluwarsa.

Sejumlah petugas pun diterjunkan untuk menggelar sidak di sebuah toko tempat wali murid membeli minuman kemasan kedaluwarsa tersebut.

"Di sana, kami tak menemukan teh kemasan maupun air minuman kemasan lain yang kedaluwarsa. Kami sudah membuat teguran kepada penjual. Selanjutnya, kami akan bersurat secara resmi untuk melaksanakan pembinaan," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, belasan siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, Jalan Bengawan Solo, Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedepok, Kota Probolinggo, mengalami keracunan usai meneguk produk teh kemasan, Jumat (12/5/2023) sekitar pukul 09.30 WIB.

Para siswa kelas 4 itu mengalami gejala pusing hingga muntah.

Baca juga: Update Terkini Kasus Keracunan Massal Mahasiswa UB, Juru Masak Ikut Diperiksa Polisi

Saat ini, mereka tengah dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.

Kepala SDIT Tahfidz Bintangku, Trisni Asigazin mengatakan, peristiwa keracunan bermula ketika dua siswa merayakan ulang tahun di sekolah.

Wali murid pun membagikan makanan ringan dan minuman teh kemasan ke teman sekelas anaknya.

"Ada wali murid yang bersedekah makanan ringan, yakni donat. Selain itu juga minuman teh kemasan. ada dua.Wali murid bersedakah karena anaknya ulang tahun. Ada dua siswa yang berulang tahun," katanya.

Trisni melanjutkan, saat seorang siswa minum salah satu produk teh kemasan, dia merasakan hal aneh.

Rasa dari minuman teh itu tidak manis seperti biasanya.

"Siswa itu bilang jika itu rasanya pahit, pada wali kelas," ungkapnya.

Mendengar hal tersebut, wali kelas meminta para siswa untuk tidak meminum produk teh kemasan itu.

Namun sayangnya, beberapa siswa lain sudah ada yang terlanjur meneguknya.

"Kemudian, mereka bereaksi ada yang pusing dan mual. Ada 19 siswa yang merasakan gejala tersebut. Mereka adalah siswa kelas 4," sebutnya.

Mendapati ada masalah kesehatan pada belasan siswa, Trisni dan para guru memberikan pertolongan pertama.

Salah satunya, belasan siswa itu diberikan air degan hijau atau air kelapa hijau.

"Sesuai SOP sekolah kami, sembilan siswa itu harus diperiksakan secara berlanjut supaya ada rekomendasi medis mengenai kesehatannya. Jika tidak ada pemeriksaan berlanjut khawatirnya ketika siswa tiba di rumah gejala itu muncul lagi," terangnya.

Pihak sekolah awalnya melarikan siswa ke Puskesmas Kedopok.

Tapi karena jumlah siswa yang mengalami keracunan cukup banyak, tim medis menyarankan agar siswa dibawa ke RSUD Dr Mohamad Saleh.

"Kami lantas menghubungi call center 112 untuk meminta bantuan ambulans. Respons petugas cepat. Ambulans lekas datang dan langsung mengantarkan 19 siswa ke RSUD Dr Mohamad Saleh. Para siswa saat ini ditangani di ruang IGD," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved