Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Alasan Kenapa Berat Badan Susah Turun, Kebiasaan Buruk Terlibat, Bikin Tubuh Gampang Mekar

Apakah Anda sering bertanya-tanya kenapa berat badan susah turun? Ternyata, ada kebiasaan buruk orang zaman kini yang terlibat, loh.

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com
Ilustrasi berat badan susah turun yang sering dialami banyak orang, termasuk para pelaku diet. 

Saat stres atau dalam bahaya,  kelenjar adrenal akan memroduksi hormon kortisol dan adrenalin, yang memungkinkan kita bergerak dan bertindak cepat.

Terlalu banyak stres dapat menyebabkan fluktuasi kedua hormon ini dan terlalu banyak hormon kortisol, akan menyebabkan  gula darah diubah menjadi lemak.

Inilah sebabnya mengapa banyak orang stres mengalami kenaikan berat badan.

Untuk menjaga hormon kortisol dan adrenalin tetap seimbang, ada baiknya Anda punya waktu luang untuk bersenang-senang.

Manfaatkan cuti 12 hari dalam setahun yang Anda miliki.

Pelajari teknik relaksasi, agar Anda bisa menenangkan diri di saat-saat mendadak ada masalah yang tidak terduga.  

Baca juga: Jeda Waktu Makan Ideal untuk Dukung Menu Diet Menurunkan Berat Badan, Sarapan 1 Jam setelah Bangun

Ilustrasi
Ilustrasi meditasi untuk mengurangi hormon kortisol. (Coach.me)

2. Tiroid

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon T3 dan T4 yang membantu mengatur metabolisme.

Hipotiroidisme, atau dikenal sebagai tiroid yang kurang aktif adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon.

Hal ini dapat memperlambat metabolisme, sehingga tubuh Anda membakar kalori dengan lebih lambat.

Kebanyakan kasus hipotiroid terjadi pada wanita.

Gejala lain hipotiroid, selain kenaikan berat badan, adalah:

  • Kelelahan
  • Sensitif terhadap dingin
  • Sembelit
  • Kulit kering
  • Wajah bengkak
  • Suara serak
  • Nyeri otot dan otot terasa kaku
  • Kadar kolesterol tinggi  

Fungsi tiroid yang kurang aktif, terkadang bisa disebabkan oleh kekurangan beberapa jenis nutrisi seperti yodium, selenium, zat besi, zinc atau seng dan tembaga.

Mengonsumsi sumber makanan yang sarat mineral, misalnya kacang-kacangan dan ikan, akan sangat membantu.

Pada kasus yang ekstrim, mungkin diperlukan terapi hormon.    

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved