Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Penyandang Disabilitas Bekali Gakin Skill Jahit Bikin Seragam, AH Thony: Langkah Cerdas Surabaya

Sebanyak 21 penyandang disabalitas berpengalaman di Surabaya membekali 42 warga dari keluarga miskin (gakin) skill menjahit.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/NURAINI FAIQ
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony saat mengunjungi rumah konveksi Asyadina di Simo Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Sabtu (10/6/2023). 

"Alhamdulillah ternyata bisa. Akhirnya, kami mengikuti pameran kaos batik motif Surabaya ke luar negeri. Kalau per satuannya harga Rp 150.000," katanya.

Dorong Pasar Tunjungan Jadi Sentra Produk Difabel

Salah satu masalah yang tidak mudah adalah, bagaimana memasarkan produk hasil karya warga.

Baik warga keluarga miskin (gakin) maupun penyandang disabilitas yang sudah profesional. Solusinya adalah, pihak ketiga harus diajak berkolaborasi.

Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony, untuk memasarkan produk difabel di Surabaya harus ada terobosan.

Apalagi Pemkot Surabaya memiliki banyak aset dan tempat. Saat ini sebenarnya sudah ada Rumah Prestasi Semolowaru.

Namun untuk meluaskan jaringan pasar, harus makin masif. "Saya sudah matur Dirut PD Pasar, agar bisa memfasilitasi tempat yang strategis untuk pemasaran hasil usaha dari para penyandang disabilitas. Seperti di Pasar Tunjungan, saya pikir bisa dijadikan Gerai Difabel Surabaya (GDS)," kata Thony.

Dia menyebutkan, nantinya GDS tidak sekadar berisi produk pakaian, tas, dompet, lukisan, foto, produk makanan dan lain lain. Tapi juga ada refleksi, pentas seni, fashion show, DJ, cafe (roasting, grinder kopi biji).

Sementara itu, Camat Sukomanunggal Dwi Anggara Widyasukma yang ikut meninjau rumah konveksi Asyadina mengaku akan intens memberikan pendampingan.

Bahkan ia mempunyai gagasan untuk menitipkan gakin yang sudah terlatih kepada perusahaan agar mereka lebih percaya diri dan mendapatkan ilmu lebih untuk menjadi entrepreneur.

"Kami tetap akan mendampingi. Terutama untuk pemilihan tempat yang selama ini masih menggunakan aset Pemkot Surabaya. Tapi ke depan kami ingin mereka mandiri dengan melihat dan memilih tempat yang strategis untuk menjual produknya. Kami juga akan titipkan mereka ke pembina yakni pengusaha," katanya.

 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved