Mengenal Tradisi Arak-arakan Hasil Bumi di Probolinggo, Warga Berebut Gunungan: Syukur Atas Rezeki

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Warga Dusun Tambak Pesisir, Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolingo, menggelar tradisi arak-arakan hasil bumi berbalut pertunjukan seni budaya.

Tradisi tersebut digelar untuk menolak bala sekaligus wujud syukur kepada Tuhan atas rezeki yang melimpah.

Prosesi arak-arakan diiringi dengan suara sinden dan musik magelan.

Di tengah barisan arak-arakan, ada empat orang warga menggotong gunungan hasil bumi.

Baca juga: Lihat Asap Hitam Membumbung Tinggi, Warga Probolinggo Panik Kalang Kabut Berusaha Padamkan Kebakaran

Di barisan lain, warga mempertunjukkan seni tari topeng barong serta reog.

"Tradisi ini sebagai rasa syukur kami atas rezeki melimpah. Selain itu, juga memperingati Tahun Baru Islam," kata seorang Tokoh Masyarakat Desa Dringu, Samse (40), Minggu (30/7/2023).

Tuntas melaksanakan arak-arakan di sepanjang jalan Desa Dringu, para warga berebut gunungan hasil bumi.

Gunungan hasil bumi tersebut berisi, jagung, kangkung, padi, terong, bawah merah, dan ikan laut.

Baca juga: Isak Tangis dan Dekap Rindu Keluarga Sambut Kepulangan Ratusan Jemaah Haji Probolinggo

"Semoga di tahun selanjutnya, rezeki warga tetap mengucur, sehat, dan dijauhkan dari bala. Hasil laut dan hasil bumi tetap melimpah ruah serta berkah," terangnya.

Salah satu warga Desa Dringu, Fendi menyebut tradisi arak-arakan ini rutin diselenggarakan tiap tahun.

"Dengan acara ini, warga khususnya saya berharap rezeki lebih melimpah dan selalu diberi kesehatan sehingga lancar saat mencari nafkah," tandasnya.