Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Malang

Pro dan Kontra Pedagang di Malang Terkait Rencana Pembangunan Pasar Terpadu di Arjowinangun

Pro dan kontra pedagang di Malang terkait rencana pembangunan pasar terpadu di Arjowinangun, ada yang enggan pindah dan ada yang mendukung penataan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Benni Indo
Kondisi kawasan Pasar Kebalen Malang setelah aktivitas jual beli mulai sepi, Senin (8/1/2024). Tampak banyak sampah dan pedagang yang masih bertahan di pinggiran jalan. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sejumlah pedagang mempunyai pendapat berbeda mengenai rencana pembangunan pasar terpadu yang akan ditempatkan di kawasan Arjowinangun, Kota Malang.

Umi, pedagang kaki lima di Pasar Kebalen mengaku tidak ingin pindah dari tempat jualannya saat ini.

Meskipun dijanjikan tempat yang lebih representatif.

Perempuan yang sudah berjualan lebih dari 20 tahun di kawasan Pasar Kebalen tersebut beralasan, tempat baru tidak menjanjikan kalau pembeli akan ramai.

Selama puluhan tahun, ia berdagang di kawasan Pasar Kebalen. Ia telah memiliki pelanggan tetap.

Dia juga mengaku sangat khawatir kehilangan pelanggan kalau pindah tempat berdagang.

"Saya tidak mau pindah, karena pelanggan sudah tahu tempat ini," ujar Umi saat ditemui, Senin (8/1/2024).

Sembari melayani pelanggannya yang datang silih berganti, Umi bercerita bahwa tempat berdagangnya saat ini telah memberi kesan yang sangat membekas.

Ia telah berjualan sejak masih duduk di sekolah dasar. Anak-anaknya juga telah sekolah tinggi berkat aktivitas dagangnya di tempat tersebut.

"Saya sekarang berusia 51 tahun, jadi sudah lebih dari 20 tahun saya di sini berjualan tahu," katanya.

Sekalipun tempat baru nanti memiliki fasilitas yang bagus, Umi mengaku tidak tertarik.

Menurut Umi, jumlah pelanggan yang datang lebih penting dari pada tempat baru.

Baca juga: Pasar Induk Among Tani Kota Batu Akan Terapkan Parkir One Gate System, Februari Mulai Diberlakukan 

Ia mengibaratkan sebuah rumah mewah, namun tidak nyaman untuk ditinggali penghuninya.

"Kalau seperti itu, kan tidak enak tinggal di rumah meskipun mewah. Bagi saya yang penting pembeli ramai," ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved