Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Sosialisasi Anti Kekerasan Anak, IPIP Pimpinan Asrilia Gandeng Wartawan Pemkot Surabaya

Forum Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP) menggelar sosialisasi pencegahan kasus kekerasan pada anak, khususnya tawuran antar pelajar.

TRIBUNJATIM.COM/BOBBY KOLOWAY
Forum Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP) menggelar sosialisasi pencegahan kasus kekerasan pada anak dengan menggandeng Wartawan Pokja Taman Surya (POTAS) dan Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI), Rabu (3/4/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Forum Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP) menggelar sosialisasi pencegahan kasus kekerasan pada anak, khususnya tawuran antar pelajar.

IPIP berharap, pemerintah kota menggandeng masyarakat untuk bersama-sama mengurangi kasus kekerasan tersebut.

Tak sendiri, dalam sosialisasi tersebut IPIP turut menggandeng Wartawan Pokja Taman Surya (POTAS) yang biasa meliput di Pemkot Surabaya.

Melalui acara pembagian takjil jelang buka puasa, acara ini turut menggandeng Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).

Baca juga: Angka Kekerasan Anak di Kota Malang Tinggi, Capai 13 Kasus, Sebagian Besar Dilakukan Orang Terdekat

Ketua IPIP Kota Surabaya, Asrilia Kurniati mengungkapkan masih banyaknya kasus tawuran di Surabaya. Tak jarang, aksi tersebut menyebabkan jatuhnya korban luka hingga korban jiwa.

Karenanya, Asrilia menilai penanganan masalah tersebut harus dilakukan secara efektif. Di antaranya dengan mengedepankan pencegahan yang melibatkan seluruh pihak.

"Kami bergerak di bidang sosial, khususnya wanita dan anak-anak. Kami sangat konsen kepada anak-anak terutama dalam hal pencegahan kekerasan," kata Asrilia dikonfirmasi di sela acara tersebut, Selasa (2/4/2024).

IPIP yang beranggotakan perempuan pengusaha, pengajar, tenaga kesehatan, hingga berbagai profesi lainnya menilai banyak faktor yang menyebabkan masih terjadinya kasus tersebut. Di antaranya, keinginan para anak muda untuk eksis di media sosial.

Masuk di Bulan Ramadan, biasanya anak-anak menggunakan sarung sebagai alat tawuran. "Dengan di-uploadĀ di media sosial, membuat mereka saat tawuran merasa gagah. Padahal, ini sangat membahayakan diri mereka sendiri," katanya.

Baca juga: Kecam Aksi Kekerasan Anak Pejabat Pajak, GP Ansor Kabupaten Malang Geruduk Kantor Pajak Kepanjen

Melalui acara ini, pihaknya ingin seluruh masyarakat terlibat untuk bersama-sama memberikan pemahaman tentang bahayanya tawuran tersebut. "Kami mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak. Jangan gunakan sarung sebagai alat tawuran, namun sebagai kebaikan," katanya.

Ketua Potas Surabaya Robby Juliarto menambahkan, kolaborasi antara pihaknya dengan IPIP bertujuan menghilangkan kasus kekerasan pada anak di Surabaya. "Dalam kesempatan ini, kami dibantu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menyerukan tolak perang sarung, selaras dengan dengan apa yang digaungkan IPIP," ucap Robby.

Senada dengan Asrilia, Robby menilai antisipasi terhadap kekerasan dan anak tak hanya cukup dilakukan Pemkot Surabaya saja. Namun, juga harus melibatkan seluruh stakeholder.

"Sebisa mungkin masyarakat Kota Surabaya bisa menjaga anak-anaknya. Misalnya, dengan melarang anak-anaknya melakukan kegiatan tersebut atau dengan memastikan keberadaan dan kegiatan anak-anak mereka," kata Robby.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved