Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Penderita HIV Jambret Tas di Kawasan RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk Beli Obat, Polisi Takut Menahan

Penderita HIV Jambret Tas di Kawasan RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk Beli Obat, Polisi Takut Menahan

|
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Samsul Arifin
istimewa
TM (tengah) hanya bisa duduk jongkok saat digeledah masyarakat setelah kepergok menjambret tas. 

Menurut Rica, semua lintas sektor harus berperan aktif. Tidak bisa isu HIV/AIDS ini hanya dibebankan kepada Dinas Kesehatan semata.

"Ada Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan semua dinas terkait. Ternyata, masing-masing dinas saat ini masih pingpong. Semua harus berperan. Dinas Pendidikan harusnya juga menyusun kurikulum bahaya dan pencegahan HIV/AIDS. Selama ini kan tidak ada," tegasnya.

Baca juga: Dilema Istri di Sumenep, Tak Takut Mati Kena HIV Imbas Suami Tapi Pilu Nasib Anak: Dia Masih Kecil

Kota Malang menjadi kota kedua kasus HIV/ADIS tertinggi di Jawa Timur. Harusnya, kondisi tersebut menjadi pelajaran penting untuk mengeliminasi kasus. Kenyataannya, upaya ini sulit diatasi karena ego sektoral di masing-masing lembaga.

"Karena stakeholder tidak berperan. Mereka masih menganggap isu HIV/AIDS itu isu kesehatan. Ada orang dengan HIV/AIDS yang statusnya diketahui oleh lingkungannya, mungkin tidak orang itu berperan dalam satu lingkungan? Pasti muncul suara-suara penolakan dan pengusiran," kata Wanda menceritakan pengalamannya selama menjadi pendamping.

Ketakutan lainnya adalah tentang penularan. Masyarakat banyak yang menjauhi ODHA karena takut tertular. Menurut Rica, penularan HIV tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang.

Bersentuhan tidak mengakibatkan orang tertular HIV, termasuk jika memakai barang-barang milik pengidap. Potensi penularan bisa terjadi jika melakukan hubungan seksual tidak aman. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved