Berita Surabaya
Penderita HIV Jambret Tas di Kawasan RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk Beli Obat, Polisi Takut Menahan
Penderita HIV Jambret Tas di Kawasan RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk Beli Obat, Polisi Takut Menahan
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Samsul Arifin
Semua pihak diajak bergerak karena isu HIV/AIDS bukan sekadar tugas dari Dinkes saja. Masa aksi mendesak agar pemerintah dapat mengurangi stigma pengidap HIV/AIDS.
Masih banyak kasus diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS di Kota Malang, termasuk terhadap anak dengan HIV/AIDS.
Juru bicara aksi, Rica Wanda menyebut ada kasus diskriminasi kepada pelajar yang positif HIV/ADIS di Kota Malang.
Pelajar tersebut mendapat perlakuan tidak adil baik dari guru maupun wali murid. Di Kota Malang, ada 116 anak dengan HIV/AIDS.
"Di Kota Malang masih ada anak sekolah yang status HIV/AIDS-nya diketahui oleh wali murid dan gurunya, bahkan oleh gurunya tidak boleh ambil air wudhu. Kami lakukan advokasi dengan teman-teman LBH," kata Rica.
Beberapa anak yang kembali ke sekolah mengalami perubahan perilaku karena mentalnya terpuruk. Seharusnya, status HIV/AIDS yang diidap oleh palajar tersebut tidak disebarluaskan.
"Memang anak-anak itu bisa kembali ke sekolah, tapi mentalnya berubah karena status HIV/AIDS-nya sudah diketahui. Itu kan tidak layak," jelasnya.
Kasus diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS harus dihapuskan. Pengidap masih tetap berhak menerima layanan sebagai warga seperti pada umumnya.
"Kalau HIV/AIDS, apa bedanya dengan penyakit jantung atau diabetes? Cuma butuh minum obat seumur hidup. Hanya karena diurutkan dengan persoalan sosial, maka jadi banyak rentetan masalahnya," ujarnya.
Baca juga: Ratusan Pasien HIV/AIDS di Trenggalek Rutin Jalani Pengobatan, Paling Banyak Kecamatan Panggul
Kemeterian Kesehatan RI memiliki target yang disebut 95-95-95. Program tersebut maksudnya 95 persen orang dengan HIV/AIDS mengetahui status HIV-nya, mendapatkan terapi obat ARV, dan orang yang mengkonsumsi obat mengalami supresi virus atau keberhasilan pengobatan.
Rica menyebut, capaian target agregat Cascade Single Denominator dari Dinkes Kota Malang jauh di bawah target. Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Jaringan Lintas Isu Malang Raya, di Kota Malang, 46,06 persen orang dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya.
Orang yang melakukan pengobatan ARV ada sebanyak 42,13 persen. Sedangkan orang dengan HIV yang sudah tes Viral Load masih 14,86 persen.
"Artinya, Kota Malang masih belum bisa memenuhi target," ujar Rica, Kamis (1/12/2022).
Jaringan Lintas Isu Malang Raya mengutip laporan Kelompok Dukungan Sebaya Netral Plus, sebanyak 2.906 orang positif HIV dan mengakses layanan kesehatan perawatan dan pengobatan di Kota Malang dan Batu.
Data akumulasi sejak 20 tahun terakhir menyebut, Orang dengan HIV/ADIS (ODHA) on ARV sebanyak 2.407 orang. Angka yang meninggal dunia sebanyak 178 orang, Lost to Follow Up (LFU) sebanyak 129 orang.
penderita hiv jambret tas di Surabaya
HIV/AIDS
Polsek Gubeng
RSUD Dr Soetomo
Berita Surabaya Terkini
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita jatim hari ini
ViralLokal
| 5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
|
|---|
| Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
|
|---|
| Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
|
|---|
| Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
|
|---|
| Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/TM-penderita-aids-hanya-bisa-duduk-jongkok-saat-digeledah-masyarakat.jpg)