Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jombang

Tanggapan Cucu Pendiri NU di Jombang Soal Konflik PBNU vs PKB: Harus Fokus Keumatan 

Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam ini ikut tanggapi konflik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam Cucu Pendiri NU saat Dikonfirmasi di Kediamannya di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang, Sabtu (10/8/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam ini ikut tanggapi konflik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kian memanas. 

Gus Salam dikenal sebagai cucu pendiri NU KH Bisri Sansuri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Kabupaten Jombang.

Menurut Gus Salam saya ditemui di kediamannya di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar, Jombang mengatakan PBNU dan PKB adalah entitas berbeda. 

"Sebenarnya tergantung pada kemauan untuk fokus mengurusi di bidangnya masing-masing. Karena secara umum maupun struktural, PBNU dan PKB adalah dua entitas yang berbeda," ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (10/8/2024). 

Baca juga: Gerak-geriknya Mencurigakan, Pemuda di Jombang Pucat Didatangi Polisi, Ternyata Bawa Pil Koplo

Menurutnya, PBNU harus mulai fokus untuk mengurus agenda keumatan. Sementara PKB fokus untuk mengawal aktivitas pemerintahan. 
L
"Punya entitas masing-masing, PBNU adalah organisasi masyarakat yang tugasnya menjalankan aktivitas keumatan. Sedangkan partai politik, tugasnya mengawal aktivitas pemerintahan sesuai tupoksinya," ujarnya. 

Bagi pria yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) ini, sebenarnya jika dewasa dan menjalankan semua sesuai tupoksinya, dinamika atau kontoversi seperti ini tidak akan terjadi. 

"Jika terus seperti ini, yang akan dirugikan jelas Nahdliyyin. Dan dengan adanya dinamika ini, semakin menambah catatan kepada PBNU dengan segala kontroversinya, kinerja yang tidak produktif, sering overlap, tidak fokus pada keumatan," ungkapnya. 

Adanya dinamika ini, seolah menjadi puncak dari rangkaian kontroversi yang muncul dari PBNU saat ini. PBNU hari ini menurutnya jangan mempolitisasi organisasi untuk kepentingan pribadi. 

"Seharusnya, kenapa tidak sinergi saja dengan partai politik. Partai manapun apalagi dengan PKB yang secara historis punya sejarah dengan PBNU," jelasnya. 

Baca juga: Puluhan PKL di Jombang Sambat ke Dinas Pendidikan, Tak Boleh Jualan di Lingkungan Sekolah

Ia mencontohkan, saat PBNU dimana kepemimpinan Kyai Said Aqil Siradj yang mampu bersinergi dan sangat jarang terjadi kontroversi. 

"Dulu saat kepemimpinan Kyai Said Aqil Siradj, kenapa PBNU bisa sinergi? Karena saat itu PBNU tau dan fokus pada keumatan, sosio kemasyarakatan. Namun, saat ini sering melompat-lompat, cenderung tugas pokoknya terabaikan," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved