Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Gereja di Sumberpakem Jember Gunakan Injil Berbahasa Madura Selama Puluhan Tahun, Ini Sejarahnya

Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe Jember, Jawa Timur yang memiliki injil Berbahasa Madura.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Imam Nawawi
Estowinarno Komisi Pembinaan Teologia GKJW Sumberpakem  Jember bawa Injil Berbahasa Madura (kanan). Suasana di Gereja Kristen Jawi Wetan Sumberpakem Jember saat ibadah Natal 2024. 

"Oleh Ibu Siti Hasaniyah dari Pamekasan, saat itu beliau mengirim teks perjanjian lama dan baru dalam bentuk bahasa Madura kepada saya, sebagai tim pengedit. Hingga akhirnya jadilah injil Berbahasa Madura," kata Winarno.

Winarno mengatakan, pengunaan Injil Berbahasa Madura sengaja dilakukan. Supaya masyarakat Jember Utara jemaat GKJW ini mudah memahami ajaran Agama Kristiani.

Baca juga: Pemkab dan Polres Pastikan Jamin Jamaah Gereja di Ponorogo Bisa Ibadah Natal dengan Aman

"Seiring perkembangan zaman, banyak pendatang baru yang tidak menguasai bahasa daerah. Akhirnya pengunaan Injil Berbahasa Madura saat minggu ganjil saja. Supaya jamaat baru dari luar daerah pun bisa belajar dan beradaptasi," ulasnya.

Pria berambut putih ini mengunakan Gereja Umat Nasrani di Desa Sumberpakem Kecamatan Sumberjambe mulai dirintis sejak 23 Juli 1882. 

Pendeta pertama yang dibaptis adalah Pak Bing, warga asal Pulau Madura.

"Warga Madura yang pertama kali dibaptis, dan bangunan gereja berdiri pada tahu 1889. Sebelum jadi gereja, bangunan ini digunakan untuk poli klinik dan sekolah dasar," kata Winarno.

Sementara, Pendeta GKJW Sumberpakem Kukuh Christanto Tripangabdi mengatakan, injil berbahasa ini memang tidak pernah di pakai oleh umat Kristen di Pulau Madura.

"Karena umat Kristen di Madura rata-rata bukan asli orang Madura.  Mereka kebanyakan pendatang kebetulan tinggal di Pulau Madura karena pekerjaan," imbuhnya.

Sementara di kawasan Jember Utara, kata dia, kebanyakan pendatangnya dari Suku Madura yang bekerja di perkebunan kopi dan tebu pada zaman penjajahan Belanda.

 "Gereja ini kan kebetulan dulu adalah klik perkebunan milik orang Belanda bernama Gaeacer. Nah pembantunya Gaeacer itulah yang menjadi Kristen pertama di sini," ucap Kukuh.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved