Berita Jombang
Kehidupan Warga Dusun Terpencil Jombang, Terisolasi dari Kota, Tempuh Perjalanan Jauh Demi Faskes
Di tengah hiruk pikuk kota, ada satu dusun di ujung di Kabupaten Jombang yang hidup tenang meskipun harus bertaruh nyawa demi mencari fasilitas keseha
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di tengah hiruk pikuk kota, ada satu dusun di ujung di Kabupaten Jombang yang hidup tenang meskipun harus bertaruh nyawa demi mencari fasilitas kesehatan.
Dusun tersebut adalah Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Masyarakatnya hidup jauh dari kota, namun hasil pertanian di lokasi tersebut melimpah.
Seperti cerita di buku-buku pelajaran Sekolah Dasar (SD), masyarakat di Dusun Kedungdendeng sebagian besar berprofesi sebagai petani. Dari situlah mereka hidup dan membangun masyarakat madani yang utuh.
Lebih jauh soal Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah. Desa ini lokasinya berada di tiga perbatasan kabupaten, antara Nganjuk, Lamongan dan Bojonegoro. Daerah ini sekaligus menjadi kawasan terluar di Kabupaten Jombang.
Akses fasilitas menuju Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah ini pun tak semulus jalan di kota. Masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan jalanan berbatu dan berlumpur jika musim hujan tiba.

Akses jalan yang terbatas, membuat masyarakat setempat terisolasi dari kota. Untuk mencapai dusun ini, sebuah kendaraan harus memiliki kemampuan 4x4. Mobil dan sepeda motor bisa menjangkau lokasi setempat dengan ban trail setelah di modifikasi sebelumnya.
Jika berjalan dari lokasi pusat Kecamatan Plandaan, maka dibutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 jam jika cuaca tidak buruk. Masyarakat desa setempat ini sangat jarang pergi ke kota, mentok mereka hanya pergi ke pusat Kecamatan Plandaan.
Jarak dari lokasi desa setempat ke pusat perkotaan Jombang ini sekitar 30 kilometer. Akses antar Rukun Tetangga (RT) dalam setiap dusun ini juga bahkan harus melewati sungai, termasuk sebuah sungai besar yang jembatannya mudah keropos.
Jika arus air tenang maka kendaraan bisa mudah melewati sungai. Namun jika cuaca buruk dan musim hujan, air sungai akan naik dan membuat kendaraan tidak bisa melewati sungai hingga memaksa warga setempat untuk menunggu sampai arus air tenang.
Meskipun terisolasi, anak-anak di dusun ini tetap bersekolah. Ada sebuah sekolah di dusun ini yang jumlah muridnya tidak sampai 30, alias hanya 25 siswa.
Jika musim kelulusan dan ada peserta didik yang ingin melanjutkan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), beberapa anak memilih untuk tinggal di rumah saudara bahkan menyewa kamar kos.
Hal itu dikarenakan lokasi SMP yang jauh dari dusun dan memaksa para peserta didik harus keluar jauh dari dusun. Selain pendidikan, fasilitas kesehatan di dusun ini juga terbilang minim.
Masyarakat yang ingin berobat harus menempuh perjalan jauh guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Menurut keterangan dari ketua RT setempat, Harto, jika ada warganya yang hamil tua dan akan menjalani persalinan, beberapa ada yang harus mengungsi ke desa tetangga.
Pulang Ngopi, 2 Remaja Jombang Jadi Korban Begal di Ring Road Mojoagung, Kepala Dikepruk Kayu |
![]() |
---|
Tanah Longsor di Wonosalam Jombang, Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas Tertimbun, Ayahnya Masih Hilang |
![]() |
---|
Ratusan KK Terdampak Tanah Longsor di Wonosalam Jombang, Ayah dan Anak Dilaporkan Hilang |
![]() |
---|
Air Kamar Mandi Terus Mengalir, Pria Sidoarjo Ditemukan Tewas di Kamar Kosnya di Jombang |
![]() |
---|
Tak Terima Ditertibkan, Puluhan PKL Jombang Geruduk Kantor Satpol PP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.