Berita Jombang
Kehidupan Warga Dusun Terpencil Jombang, Terisolasi dari Kota, Tempuh Perjalanan Jauh Demi Faskes
Di tengah hiruk pikuk kota, ada satu dusun di ujung di Kabupaten Jombang yang hidup tenang meskipun harus bertaruh nyawa demi mencari fasilitas keseha
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
"Bahkan ada juga yang menginap di tempat bidan desa tetangga. Ada juga yang persalinan sendiri. Karena jarak tempuh ke puskemas itu jauh sekali, butuh waktu berjam-jam," ucapnya pada Kamis (2/1/2025).
Baginya, cara itu sudah paling efektif. Cara tersebut sudah bertahun-tahun dilakukan warga sekitar mengingat akses jalan menuju puskesmas juga sangat jauh.
Sementara itu menurut, Jihan Supendi Kepala Dusun Kedungdendeng, saat dikonfirmasi, di dusun yang ia pimpin itu terdapat 155 kepala keluarga yang terdiri dari 4 RT.
Ia menjelaskan, karena lokasi dusun ya terpencil, membuat segala aktivitas yang mudah dilakukan di kota menjadi sangat sulit dan butuh tenaga ekstra. Seperti akses kesehatan masyarakat, pendidikan bahkan hiburan.
Meskipun jauh dari kota, masyarakat di dusun ini bisa dibilang hidup sejahtera dan tidak kekurangan. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari pertanian dan peternakan.
"Kalau musim hujan itu menancap padi, kalau sudah masuk musim kemarin biasanya berakhir ke menanam cabai sama jagung. Ada juga yang punya ternak hewan, ayam, sapi, kambing," katanya.
Dengan mata pencaharian itu, ia menyebut jika masyarakat sudah merasa cukup dan hidup sejahtera dengan cara mereka. Uniknya, kekayaan alam yang ada di dusun itu biasa digunakan untuk menyuguhi tamu.
Para tamu yang datang dari jauh biasanya disuguhkan dengan beras, atau cabai. Itu dimaksudkan untuk menunjukkan kekayaan alam desa setempat.
Lebih lanjut, meskipun hidup dengan berlimpahnya bahan baku makanan, masyarakat di dusun ini masih belum dekat dengan jaringan internet.
Wajar saja, karena listrik baru masuk ke desa setempat pada tahun 2017. Sebelum listrik masuk, masyarakat sekitar menerangi masing-masing rumahnya dengan menggunakan lampu minyak, maupun lilin.
Meskipun listrik sudah masuk, namun masyarakat sekitar belum bisa mengakses internet. Listrik hanya bisa digunakan untuk menyalakan lampu maupun peralatan pertanian.
"Untuk butuhan hidup, insyaallah masyarakat tidak kekurangan satu pun. Bahkan melimpah. Bahan pokok, sayur mayur, sampai lauk semua ada dan lebih dari cukup, bahkan untuk hidup satu tahun kedepan bisa," ungkapnya.
Walau terbilang terisolasi, masyarakat sekitar tetap bisa berbelanja meskipun hanya sebatas di lingkup dusun setempat. Hal itu lantaran ada salah satu warga yang membuka tempat perbelanjaan atau toko.
Toko inilah yang menjadi pusat keramaian dan hiburan untuk masyarakat setempat khususnya di malam hari. Untuk memenuhi stok barang di toko, pemilik toko harus pergi ke pasar terdekat yakni di Kecamatan Ploso, Jombang di Kecamatan Sukorame, Lamongan.
Melalui kepala dusun, masyarakat setempat berharap ada perhatian lebih yang diberikan pemerintah terhadap mereka agar bisa diberikan kemudahan menikmati fasilitas seperti kesehatan maupun pendidikan.
"Kami berharap semoga pemerintah memperhatikan masyarakat yang berada di ujung Jombang. Semoga kedepan ada perbaikan apapun, dan masyarakat tidak kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan maupun pendidikan," pungkasnya
Pulang Ngopi, 2 Remaja Jombang Jadi Korban Begal di Ring Road Mojoagung, Kepala Dikepruk Kayu |
![]() |
---|
Tanah Longsor di Wonosalam Jombang, Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas Tertimbun, Ayahnya Masih Hilang |
![]() |
---|
Ratusan KK Terdampak Tanah Longsor di Wonosalam Jombang, Ayah dan Anak Dilaporkan Hilang |
![]() |
---|
Air Kamar Mandi Terus Mengalir, Pria Sidoarjo Ditemukan Tewas di Kamar Kosnya di Jombang |
![]() |
---|
Tak Terima Ditertibkan, Puluhan PKL Jombang Geruduk Kantor Satpol PP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.