Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Khawatir Janji Kosong Pembebasan Lahan, Trauma 2020 Dapat Rusun Cuma 1: yang Merasakan Kami

Warga khawatir adanya janji kosong pembebasan lahan di Bantaran Kali Ciliwung, tak dapat haknya meski punya 7 ahli waris.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
WARGA KHAWATIR - Suasana belakang rumah warga RT 08/RW 11, Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, yang berbatasan langsung dengan Kali Ciliwung. Warga sekitar masih khawatir karena trauma yang pernah terjadi dengan mereka tahun 2020. 

Sebab, dari 7 ahli waris, hanya keluarga Faradilla yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung.

Padahal, keluarga Faradilla sangat menanti penggusuran tersebut.

“Iya. Makanya kapan sih mau digusur? Kalau digusur kan, sudah enggak banjir lagi. Walau rumahnya kecil, ya setidaknya mamah enak, kondisi mamah sudah menurun, kasihan juga,” ujar Faradilla.

“Karena kan takut kepikiran, adik saya masih sekolah. Tapi dari pihak keluarga (ahli waris) katanya biarkan di sini dulu. Ya kan yang merasakan kami,” tambah dia.

Sementara itu tetangga Faradilla, Sugeng (68), mengaku berat hati dengan pembebasan lahan.

Baca juga: Pratiwi Noviyanthi Nangis usai Hadapi Agus Salim Minta Ahli Waris Tetap Dapat Donasi: Tidak Sepakat

Alasannya sederhana, dia sudah nyaman tinggal di sana meski wilayahnya selalu langganan banjir.

Namun, karena suaranya tidak dominan dalam penolakan pembebasan lahan, Sugeng hanya bisa mengikuti keputusan mayoritas.

“Kalau satu orang enggak setuju, katanya ditinggal. Misalnya ada 60 orang, 50 setuju, 10 enggak. Ya tetap saja gitu yang 10 ikut yang banyak. Kan cuma berapa persen,” ungkap Sugeng.

Sugeng mempunyai satu pesan kepada Pemprov Jakarta, yakni biaya kompensasi yang tidak merugikan warga.

“Yang penting penggantian bisa buat beli (rumah) lagilah. Kalau kata rapat kemarin, katanya sih, ya enggak bakal rugi. tetap ganti untung,” pungkas dia.

Baca juga: Polemik Kepemilikan Lahan, Ahli Waris Pasang Spanduk dan Plang di Kantor Partai Golkar Lumajang

Pengalaman pahit terkait pembebasan lahan dirasakan juga oleh lansia satu ini.

Mak Jumirah ternyata mendapatkan ketidakadilan setelah mengikhlaskan tanah bangunan rumahnya untuk pembebasan lahan.

Uang sebanyak Rp4 Miliar yang diberikan kepada Mak Jumirah malah dipermasalahkan.

Curhatan Mak Jumirah , nenek yang tinggal di kawasan Desa Kandangan , Kecamatan Bawen , Kabupaten Semarang malah memilukan.

Setelah mendapat uang Rp4 Miliar tersebut, hidup Mak Jumirah diteror dan justru malahan tak tenang.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved