Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ikut Program Diskon 50 Persen Tarif Listrik, Warga Syok Tagihan Malah Meledak, PLN: Sesuai Pemakaian

Warga ramai-ramai menceritakan keluhan mereka yang awalnya mempercayai program pemerintah untuk diskon tarif listrik sebesar 50 persen

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
DOK. ISTIMEWA/WARTA KOTA
TARIF LISTRIK - Ilustrasi pengisian token listrik di meteran listrik. PLN menjelaskan batas pembelian token listrik yang mendapat diskon 50 persen, Senin (24/2/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Ramai beredar di media sosial, keluhan warganet terkait adanya tagihan listrik yang malah melonjak tajam setelah mengikuti program diskon dari PLN.

Banyak warganet mengeluhkan tagihan listriknya melonjak setelah program diskon tarif listrik 50 persen berakhir pada akhir Februari 2025.

Keluhan itu disampaikan melalui akun media sosial X.

"Disini apakah ada kelonjakan tagihan listrik jg stelah subsidi yg 50 persen itu? kaget bgt, stelah promo subsidi abis, tagihan bulan ini jadi 2x lipat pembayarannya," tulis akun X @lagigabu***, Rabu (3/4/2025).

Pengunggah pun menyampaikan bahwa tagihan listriknya sebelum adanya program subsidi listrik adalah sekitar Rp 280.000 sampai Rp 320.000.

Saat adanya subsidi listrik, tagihannya hanya Rp 140.000 per bulan.

Namun, setelah subsidi berakhir, ia mengaku tagihannya menjadi Rp 611.000 per bulan. Keluhan juga dituliskan oleh akun X lainnya, @avenoor*** pada Jumat (4/4/2025).

"Tarif naik hampir 50 persen dari harga biasa padahal penggunaan berkurang awkwkwk apa-apaan ini woi @pln_123," tulis dia.

Kemudian benarkah tagihan listrik melonjak usai program diskon tarif 50 persen berakhir?

Merespon keluhan yang disampaikan oleh sejumlah warganet, Vice President Komunikasi Korporat PT PLN (Persero), Grahita Muhammad mengungkapkan fakta sebenarnya.

Baca juga: Arti Meme Kue Sagu Keju yang Viral di Media Sosial, Trending Selama Lebaran 2025, Ini Awal Mulanya

Pihak PLN mengatakan, tarif listrik pada triwulan kedua 2025 tidak mengalami perubahan atau tetap.

 "Per tanggal 1 Maret 2025 atau setelah berakhirnya periode diskon tarif listrik 50 persen, maka tarif listrik kembali normal sesuai penetapan pemerintah.

Untuk Triwulan kedua 2025 ini tarif listrik tetap tidak mengalami perubahan," ujar Grahita saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/4/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via Wartakotalive.com, Minggu (6/4/2025).

Terkait keluhan tagihan listrik pelanggan PLN yang disebut naik dua kali lipat, Grahita meminta masyarakat untuk memastikan pola pemakaian listrik masing-masing.

DISKON TARIF LISTRIK - Tangkapan layar promo diskon tarif listrik di Instagram resmi PLN yang diambil pada Jumat (31/1/2025). Simak mekanisme tarif promo diskon listrik dari PLN.
DISKON TARIF LISTRIK - Tangkapan layar promo diskon tarif listrik di Instagram resmi PLN yang diambil pada Jumat (31/1/2025). Simak mekanisme tarif promo diskon listrik dari PLN. (Instagram PLN)

"Adanya lonjakan tagihan listrik bisa disebabkan oleh pemakaian listrik yang meningkat," kata dia.

 Selain itu, Grahita menjelaskan, bagi pelanggan pascabayar yang ingin mengetahui riwayat penggunaan listriknya dapat mengaksesnya lewat aplikasi PLN Mobile.

Berikut ini cara cek melakukan pengecekan riwayat pemakaian listrik di PLN Mobile melalui aplikasi PLN Mobile:

  • Unduh aplikasi PLN Mobile di Google Play Store (Android) atau App Store (iOS)
  • Daftar atau login menggunakan e-mail atau nomor telepon
  • Selanjutnya verifikasi akun Anda dengan mengisi beberapa data diri
  • Pada beranda, pilih “Token & Pembayaran”
  • Masukkan nomor ID pelanggan listrik Anda
  • Selanjutnya klik ID pelanggan listrik Anda
  • Pilih “Riwayat Penggunaan”
  • Nantinya tampilan grafik atau riwayat pembelian token akan tercatat dengan rinci
  • Klik salah satu tagihan yang ingin Anda cek
  • Pilih “Download Invoice” jika ingin melihat detail pembayaran dan tagihan listrik yang ingin dibayarkan.

Baca juga: Rincian Tarif Listrik PLN Pelanggan Non-subsidi April 2025 usai Program Diskon 50 Persen Berakhir

Sementara itu, seorang pria mengalami nasib apes.

Ia ternyata salah membayar tagihan listrik.

Mirisnya, ia membayar tagihan tetangga dan ia baru menyadarinya 18 tahun kemudian.

Insiden ini dialami seorang pria asal California, Amerika Serikat bernama Ken Wilson.

Diketahui Ken Wilson tinggal di sebuah apartemen yang sama dengan tetangganya itu sejak 2006.

Mulanya baru-baru ini si Wilson heran mengetahui tagihan gas dan listriknya naik.

Baca juga: Warga Bayar Tagihan Air Rp300 Ribu Meski Ngalir Cuma 3 Jam, Pilih Dibuat Mandi Ketimbang Cuci Baju

Iapun mengambil langkah hemat dengan mengurangi penggunaan energi.

Wilson lantas menghubungi PG&E selaku operator listrik dan gas.

Sebab ia mengetahui tagihannya gagal.

Ia sempat menduga meterannya rusak.

"Saya pikir ada kebocoran atau seseorang mencuri listrik saya atau meterannya rusak karena ada yang tidak beres," katanya kepada CBS Sacramento, dikutip dari UPI, via Kompas.com pada Jumat (20/9/2024).

Seorang karyawan perusahaan utilitas pun datang untuk memeriksa meteran Wilson.

Si petugas pun menemukan bahwa perusahaan telah menagihnya untuk unit di sebelahnya.

Dan bukan apartemennya sendiri.

Wilson mengatakan, kekacauan itu mungkin telah terjadi selama 18 tahun dia tinggal di apartemen itu.

"Kami mengakui terjadi kesalahan dalam hal ini, dan kami berkomitmen penuh untuk memperbaiki situasi dengan pelanggan dan membuat pelanggan utuh," kata PG&E. 

Ilustrasi meteran listrik.
Ilustrasi meteran listrik. (which.co.uk)

Sementara kisah lainnya, seorang juragan kontrakan syok dapat tagihan listrik dan air Rp 10 juta akibat ulah penyewa pertama rumahnya.

Juragan kontrakan di Malaysia ini pun membongkar apa yang dilakukan si penyewa.

Ia pun mengalami kerugian lain.

Di antaranya adalah kondisi rumah yang menjadi buruk.

Dikutip dari mStar, melalui postingan di halaman x, seorang pemilik kontrakan, sebut saja Husain menceritakan pengalaman buruk yang dialaminya setelah rumahnya dijadikan rumah kontrakan.

Padahal, kata dia, rumah tersebut merupakan unit baru dan belum ditempati siapa pun termasuk keluarganya sendiri.

“Saya belum pernah tinggal di rumah ini, dia orang ‘resmi’ pertama… setelah setahun lebih menyewa, dia belum membayar sewa selama tiga bulan terakhir.

 Jadi saya kirimkan surat pemutusan kontrak.

Baca juga: Kabur Habis Makan, 15 Pengunjung Resto Tak Bayar Tagihan Rp829 Ribu, Pemilik Memaafkan: Mungkin Malu

“Saat pertama kali mau masuk sewa, saya tidak berbasa-basi saat mengatakan ingin melakukan itu, tapi saya bilang itu tidak sama dengan melakukannya,” ujarnya, melansir dari TribunTrends.

Menurut pria ini, selain masalah pembayaran sewa, ia juga dikejutkan dengan besarnya tunggakan tagihan listrik dan air yang mencapai RM3.000 (Rp 10,4 juta).

“Saya bahkan tidak tahu berapa orang yang duduk di rumah itu. Saat penandatanganan perjanjian, yang ada hanya suami istri dan dua orang anak.

“Tapi tagihan listriknya sampai RM2.200 (Rp 7,6 juta), tagihan air RM593 (Rp 2 juta).

Saya duduk bersama istri saya dan tagihan air selalu kurang dari RM20 sebulan sampai saya bilang dia menjalankan tempat cuci mobil di rumah itu,” katanya lagi.

Lebih miris lagi bila rumah baru dibiarkan dalam kondisi buruk dan mengalami kerusakan permanen pada dindingnya.

Bahkan pada pintu depan rumah terdapat bekas plesteran semen yang tidak rapi, diduga tipe teras.

“Dia bahkan tidak menggunakan colokan listrik untuk menggantung hiasan di dinding, hanya menggunakan paku semennya rusak.

“Bayangkan rumah ini baru selesai dibangun dan masih dalam garansi pengembang, tapi dia bobol tembok.

“Rumah ini awalnya dicat putih, tapi dicat kuning.

Usir Penyewa yang Nunggak, Juragan Kontrakan Syok Dapat Tagihan Listrik Rp10 Juta, Rumah Tak Dirawat
Usir Penyewa yang Nunggak, Juragan Kontrakan Syok Dapat Tagihan Listrik Rp10 Juta, Rumah Tak Dirawat (mStar)

Memang benar dalam perjanjian rumah boleh dicat, tapi kalau sudah keluar harus diubah ke warna aslinya,” imbuhnya.

Karena syarat yang diberlakukan, kata pria ini, pihak penyewa 'mengembalikan' warna asli tembok menjadi putih.

Namun sikap buruk penyewa menyebabkan lantai keramik rumah dipenuhi noda dan tetesan cat yang sulit dihilangkan.

Tak hanya itu, kusen pintu dan saklar alat listrik juga ikut terkena cat sehingga terlihat berantakan dan tidak sedap dipandang.

Baca juga: Cakra Khan Beli Jaket Rp6 Juta Kena Tagihan Bea Cukai Rp21 Juta, Ogah Bayar: Lagi Musimnya Masalah

“Bagian dapurnya sih.

Saya tidak membuat dua wastafel untuk dapur kering dan basah dia membuang satu.

Rumah ini seperti rumah bersama tetapi keluarga duduk.

“Toiletnya sama. Saya tidak mengerti masalahnya, mungkin dia tidak suka sesuatu, tapi untung saya sudah sepakat dari awal.

Alhamdulillah dia berhasil keluar dan melunasi sedikit total utang RM8.000 (Rp 27 juta), sisa utang belum lunas lebih dari RM500," ungkapnya.

Postingan yang dibuatnya menarik perhatian warganet, sebagian besar dari mereka mengkritik penyewa karena tidak pandai menilai baik buruknya suatu hal sebelum bertindak.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved