Berita Viral
Warga Kecewa Diskon Tarif Listrik Dibatalkan, Malah Diganti BSU Rp600 Ribu: Daya Beli Kita Melemah
Sebagai gantinya, pemerintah memberikan BSU selama dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Pembatalan diskon tarif listrik periode Juni dan Juli 2025 membuat sejumlah warga mengaku kecewa.
Mereka merasa diberi harapan palsu oleh pemerintah karena diskon tarif listrik malah diganti Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp600.000.
Ya, sebagai gantinya, pemerintah memberikan BSU selama dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta.
Baca juga: Tak Sadar Kartu ATM Hilang, Wanita Panik saat Cek Rekening Saldo Rp57 Juta Raib: Buat Sepatu
Kekecewaan dirasakan Farid (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ia mengaku sempat senang usai pemerintah mengumumkan bakal memberi diskon tarif listrik.
"Ketika kemarin dengar mau ada wacana diskon listrik lagi, itu berharap banget. Eh malah pemerintah PHP gini," ucap Farid di Depok, Senin (2/6/2025) lalu.
Farid menilai, diskon tarif listrik bisa membantu masyarakat meringankan beban pengeluaran dalam setiap bulannya.
Makanya, dia begitu kecewa setelah mendengar diskon tarif listrik batal.
"Kan biasa per bulan itu Rp600.000-650.000, pas ketika diskon yang awal tahun itu berasa banget karena tagihan jadi cuma Rp250.000-300.000," ujarnya.
Menurut Farid, pengalihan kebijakan tersebut tidak adil karena tak menyentuh seluruh kalangan.
"Saya yang cuma karyawan swasta juga butuh peluang untuk merasakan keringanan (diskon tarif listrik)," ucap Farid kepada Kompas.com, Senin (2/6/2025).
Farid mengakui, pekerja dengan penghasilan minim memang membutuhkan bantuan.
Namun, dengan penghasilan tak seberapa dan pengeluaran yang makin tinggi tiap bulan, Farid juga merasa butuh bantuan.
Apalagi, jika diskon tarif listrik berlaku, Farid bisa menghemat pengeluaran hingga sekitar Rp650.000.
"Karena kalau kena diskon gitu, potongan yang jadinya bukan buat tagihan bulan itu bisa saya sisihkan buat bulan berikutnya."
"Saya bisa cuma tambah Rp 50.000-100.000 untuk tagihan bayar berikutnya," jelas Farid.
Hal senada juga dirasakan Jessica (25), warga Tugu, Depok.
Dia kecewa atas keputusan pemerintah batal memberikan diskon tarif listrik.
Menurutnya, diskon listrik membantu lebih banyak kalangan ketimbang BSU.
"Saya hanya warga biasa yang merasa terbantu dengan diskon. Lagian, saya juga kerja, masak enggak ada dampak (baiknya), masak saya susah terus," ujar Jessica.
Jessica bilang, dengan daya 1.300 VA, tagihan listrik di rumahnya bisa mencapai Rp500.000 per bulan.
"Disayangkan banget keputusan pemerintah, padahal saya sudah nungguin dari Februari pas terakhir dapat diskon," tuturnya.
"Soalnya sangat membantu, beban berkurang yang awalnya bayar Rp500.000 jadi cuma Rp200.000," kata Jessica.
"Kenapa pemerintah bikin senang warganya cuma sebentar doang?" tambah dia.
Baca juga: Tawa Getir Yanto, Sudah Pinjam Uang ke Bank Buat Renovasi, Rumahnya Amblas Gegara Tanah Bergerak
Warga mengaku bingung dengan kebijakan pemerintah yang dinilai sering berubah-ubah.
Seperti yang terbaru rencana diskon tarif listrik 50 persen untuk Juni–Juli 2025 yang mendadak dibatalkan.
Rencana kebijakan ini semula masuk dalam enam paket stimulus ekonomi yang seharusnya mulai berlaku pada Selasa (3/6/2025) ini, namun batal sehari sebelum pelaksanaan.
Warga bernama Sulaeman (30) menilai, pemerintah tidak konsisten menerapkan rencana kebijakan.
Padahal, menurutnya, kebijakan diskon tarif listrik lebih mendesak, terutama bagi kalangan kelas menengah seperti dirinya.
"Padahal tinggal hitungan jam, tapi tiba-tiba dihapus, sudah senang tapi malah begini," katanya kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

Menurutnya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bisa turun jika kebijakan yang ditunggu-tunggu dan dinilai sangat membantu, justru dibatalkan.
Sulaeman bilang, dalam sebulan ia biasanya membayar listrik Rp100.000-140.000.
Meski diskon tarif listrik untuk dirinya hanya sebesar Rp50.000-70.000, Sulaeman merasa sangat terbantu.
Sementara, jika pemerintah mengalihkan rencana tersebut dengan memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp600.000 kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta, Sulaeman tak masuk kategori penerima.
"Kecewa, kita kelas menengah dengan gaji Rp5 juta enggak dapat Bantuan Subsidi Upah (BSU) atau insentif lainnya," katanya.
Sementara itu, pekerja swasta di Jakarta, Mahar (24), menilai, batalnya rencana bantuan diskon tarif listrik ini tidak mempertimbangkan kondisi kelas menengah yang terimpit banyak pengeluaran tanggungan.
Menurutnya, daya beli masyarakat saat ini sedang melemah, sebab itu seharusnya pemerintah memberikan bantuan yang menyasar ke kelas menengah.
"Kalau diskon listrik juga dihapus, daya beli kita makin melemah," kata dia.
Baca juga: Kasus Ayam Goreng Widuran Pakai Minyak Babi Dihentikan, Polisi Sebut Tak Masuk Pidana: Ada Celah
Sebelumnya, pemerintah sempat menyampaikan bahwa diskon tarif listrik sebesar 50 persen akan menjadi bagian dari enam stimulus ekonomi yang akan diluncurkan pada 5 Juni 2025.
Namun, dalam pengumuman resmi, stimulus tersebut tidak mencakup diskon tarif listrik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, proses penganggaran diskon tarif listrik lebih lambat dibandingkan program lainnya.
Sebagai gantinya, pemerintah memberikan BSU sebesar Rp600.000 untuk dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta.
10 Prompt Foto Arabian Look Nuansa Gurun Pasir Timur Tengah yang Viral di TikTok |
![]() |
---|
Viral Karyawan SBPU Swasta Dirumahkan Imbas Pasokan BBM Kosong hingga Tahun Depan: Selesai |
![]() |
---|
Relawan Sedulur Jokowi Minta Prabowo Masukkan Ketum & Mantan Wamendes ke Kabinet di Tengah Reshuffle |
![]() |
---|
Wali Kota Bantah Alasan Pecat Kepsek karena Anaknya Bawa Mobil, Kini Roni Batal Dicopot dari Jabatan |
![]() |
---|
Harap Yuda Hidup, 4 Barang Ditemukan Bersama Kerangka di Pohon Aren Bikin Keluarga Syok: Adikku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.