Merespons Fatwa Haram Sound Horeg, Pegiat Jombang Beber Upaya Jaga Tradisi dan Punya Manfaat Ekonomi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Operator sound system di Jombang, Jawa Timur, menanggapi terkait fatwa haram sound horeg yang dikeluarkan dari Forum Satu Muharram 1447 H yang digelar di Pondok Pesantren Besuk, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam forum bahtsul masail tersebut, para ulama sepakat mengeluarkan fatwa haram atas praktik sound horeg jenis hiburan musik keliling yang kian marak di Jawa Timur.

Fatwa ini lahir bukan tanpa alasan.

Dalam pandangan peserta musyawarah, sound horeg menimbulkan kebisingan, menciptakan potensi ikhtilat atau campur-baur antara laki-laki dan perempuan, dan bahkan dinilai membawa simbol-simbol dari perilaku yang dianggap fasiq. 

Lebih jauh lagi, kehadiran sound horeg sering kali memicu pro dan kontra di tengah masyarakat, antara yang merasa terhibur dan yang justru terganggu.

Namun, di balik kontroversi tersebut, geliat sound horeg justru tumbuh pesat di kawasan pedesaan dan kota-kota kecil.

Dari hajatan hingga pesta desa, dentuman bass dan remix khas ala Dj lokal telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat akar rumput.

Farid, seorang operator sound system dari Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, menyampaikan perspektif berbeda.

“Sound horeg itu bukan sekadar hiburan. Ia membuka ruang ekonomi, sosial, dan budaya. Banyak warga di desa yang hidup dari situ,” ungkapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (8/7/2025).

Sound horeg menyediakan alternatif hiburan murah dan mudah diakses.

Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, inilah bentuk perayaan yang tidak memberatkan kantong, namun tetap menghadirkan kemeriahan.

Baca juga: Penjelasan Soal Fatwa Haram Sound Horeg dalam Bahtsul Masail Ponpes Jawa-Madura di Pasuruan

Dampaknya terasa di berbagai sektor.

Bisnis persewaan alat, jasa Dj, penyedia panggung keliling, penjual makanan keliling, hingga konten kreator lokal turut merasakan berkahnya.

Beberapa bahkan mengembangkan kanal media sosial sendiri dari dokumentasi acara-acara ini.