Berita Viral
Alasan Rangga Murung di Hari Pertama Sekolah, Ortu Teman-temannya Ikut Gerakan Ayah Mengantar Anak
Terselip satu sosok kecil yang tampak murung dalam program Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dengan mata berkaca-kaca, Yuli menceritakan bagaimana anaknya sempat kehilangan semangat saat melihat teman-teman lain datang didampingi ayah mereka.
"Wajahnya langsung berubah. Murung. Mungkin dia merasa berbeda dari teman-temannya."
"Tapi saya terus beri semangat, saya katakan bahwa bapaknya tetap melihat dari atas sana. Ini semua demi masa depannya," ungkap Yuli.
Baca juga: Uang Tunai Rp37 Juta Digasak saat Ambil di ATM, Muhammad Tertipu Siasat Ban Kempes Komplotan Pencuri
Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang digagas pemerintah pusat bertujuan membangun keterlibatan emosional dan peran aktif ayah dalam pendidikan anak sejak dini.
Namun, kisah Rangga mengingatkan kita bahwa di balik seragam baru dan senyum-senyum ceria, ada anak-anak fatherless yang datang dengan beban yang tak terlihat.
Hari pertama sekolah mungkin sekadar seremoni bagi sebagian orang.
Namun, bagi Rangga, ini adalah hari ketika luka lama dibuka kembali dalam diam, dalam rindu, dalam bayangan seorang ayah yang tak lagi bisa menggandeng tangannya.
Kepala SDN 39 Talang Ubi, Alamsyah, membenarkan bahwa dari 38 murid baru yang diterima tahun ini, ada satu anak berstatus yatim, dan itu adalah Rangga.
"Sebagian besar memang diantar oleh ibunya masing-masing. Hanya beberapa saja yang diantar ayahnya, meski sudah ada edaran dari Pemkab untuk mendukung gerakan nasional ini," jelas Alamsyah.
Ia menambahkan, hari pertama kegiatan sekolah memang difokuskan pada pengenalan lingkungan dan adaptasi.
Para orang tua diperbolehkan mendampingi, namun hanya sampai halaman sekolah.
"Kami beri ruang kepada orang tua untuk hadir dan mengantar, tapi tidak ikut serta di dalam kelas agar anak-anak bisa mulai mandiri," tambahnya.
Pada tahun ajaran baru ini, SDN 39 Talang Ubi hanya mendapatkan 38 murid baru dari kuota penerimaan maksimal 56 siswa.
"Masing-masing kelas maksimal bisa menampung 28 siswa," ujar Alamsyah.
"Meski tahun ini jumlah kuotanya tidak penuh, hanya 38 murid baru, kami tetap membaginya menjadi dua kelas atau dua rombel agar proses belajar lebih efektif," imbuhnya.
Baca juga: Ibu Muda Rugi Ratusan Ribu usai Pinjam Uang Lewat Pinjol, Polisi Beri Bantuan untuk Susu Anak Korban
TikTok Akui Hilangkan Fitur Live di Indonesia, Kapan Bisa Diakses Kembali? |
![]() |
---|
Biasa Pulang Bawa Rp 250.000, Semringah Anton Dagang Kopi di Tengah Demo Raup Rp 1 Juta |
![]() |
---|
Pengamatan Mantan Wapres RI soal Situasi Indonesia, Bongkar Akar Masalah dan Solusi soal DPR |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Minta Maaf ke Pemerintah China Imbas Batal Berkunjung, Pantau Situasi Dalam Negeri |
![]() |
---|
Pertahanan Rumah Eko Patrio Jebol Meski Dijaga Ketat, Massa Menyerbu dan Menjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.