Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Dea Anak Nelayan Bali Bisa Diterima di ITB, Juara Debat Nasional hingga Rumahnya Penuh Piala

Kisah Dea anak nelayan Bali tembus ITB viral di media sosial seusai dibagikan oleh Imam Santoso, dosen Teknik Metalurgi ITB.

KOLASE Dok Dea/ITB
ANAK NELAYAN TEMBUS ITB - (Kiri) Gadis berprestasi asal Kabupaten Buleleng, Bali, Made Dea Vio Lantini. (Kanan) Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB), tepatnya di Fakultas Teknologi Industri, melalui jalur prestasi.  

Meski tidak berasal dari keluarga berpendidikan tinggi—ayahnya hanya lulusan SMA dan ibunya tamat SMP—semangat belajarnya tidak pernah pudar.

“Menurut saya, semua hal bisa diraih dengan konsisten, kerja keras, dan berdoa. Saya selalu berusaha konsisten sesuai dengan prinsip hidup saya. Saya selalu memanfaatkan setiap waktu, kesempatan, dan informasi,” jelas Dea.

ANAK NELAYAN TEMBUS ITB - (Kiri) Gadis berprestasi asal Kabupaten Buleleng, Bali, Made Dea Vio Lantini. (Kanan) Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB)
ANAK NELAYAN TEMBUS ITB - (Kiri) Gadis berprestasi asal Kabupaten Buleleng, Bali, Made Dea Vio Lantini. (Kanan) Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) (KOLASE Dok Dea/ITB)

Baca juga: Sosok Anugrah Elan Septian Kades Gen Z Usia 27 Tahun, 3 Bulan Menjabat Menang Juara 1 Lomba Desa

Eksplorasi Minat Sejak Kecil

Sejak kecil, Dea terbiasa mengeksplorasi berbagai bidang. Tujuannya sederhana: agar tahu apa yang ia sukai. 

“Saat SD saya menekuni Olimpiade Matematika dan IPA. SMP saya sering ditunjuk untuk perwakilan Buleleng dalam berbagai Lomba Cerdas Cermat,” ujarnya.

Memasuki masa SMA, ia fokus pada lomba esai, penelitian, dan debat. “Paling sering juara adalah lomba debat. Jadi jangan pernah malas dan gengsi, jangan pernah takut bermimpi tinggi. Karena kalau sudah niat, pasti akan ada jalannya,” kata Dea.

Viral Setelah Dosen ITB Unggah Ceritanya

Dilansir dari TribunJabar.id ( grup TribunJatim.com ), kisah Dea viral di media sosial seusai dibagikan oleh Imam Santoso, dosen Teknik Metalurgi ITB yang juga seorang kreator konten. Imam mengunjungi rumah Dea di pesisir pantai Bali dan mengunggah momen haru ketika mereka bertemu.

“Aku jadi nangis,” kata Imam, Kamis (17/7/2025), saat melihat Dea menangis haru.

Menurut Imam, rumah yang ditempati Dea berada di pinggir laut, sangat sederhana, namun dipenuhi piala dan piagam prestasi.

“Piagam satu lantai tidak muat,” ujarnya. “Rumah di bibir laut, penuh dengan piala, salah satunya piala dari MK (Mahkamah Konstitusi),” tambahnya.

Baca juga: Cerita Wendi Cagur Dulu Kuliah Elektro Tapi Tak Lulus, Takut Disuruh Naik Menara SUTET: Gue Pindah

Cemas akan Keselamatan Ayah, Tapi Tak Pernah Menyerah

Dea mengaku sering khawatir terhadap keselamatan ayahnya saat melaut. “Kalau ombak besar kadang deg-degan, bapak selamat gak ya di laut, pulang gak ya sampai selamat,” ucap Dea dengan suara bergetar.

Namun semua kecemasan itu ia jadikan motivasi. “Makanya punya motivasi agar belajar keras, karena Dea percaya pendidikan bisa merubah nasib. Kalau gak, kita bakal gini-gini aja,” ujarnya.

Tangis Dea semakin pecah ketika mendapat apresiasi berupa laptop dan uang tunai dari Paragon Corp sebagai bekal untuk merantau ke Bandung.

Ia juga mengungkap bahwa inspirasinya datang dari seorang senior di SMA, Nyoman Adi Arsana, yang berhasil masuk ITB pada tahun 1999.

“Senior saya itu sering memberi motivasi dan kiat-kiat agar bisa masuk ITB,” kata Dea.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved