Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Ayi Anak Penjual Pulsa yang Masuk ITB Gratis Punya Banyak Medali, Dosen: 2 Dinding Tak Muat

Inilah kisah Ayi, anak penjual pulsa yang diterima kuliah di ITB atau Institut Teknologi Bandung (ITB) secara gratis.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram Imam Santoso
CERITA MAHASISWA ITB - Momen Ayi dikunjungi Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Imam Santoso dan Wakil Rektor ITB Prof Irwan Meilano di Pekanbaru, Riau. Ayi akhirnya bisa kuliah gratis di ITB meski sempat dilarang ibunya. 

Kecemasan membayang dalam benaknya ditinggal sosok kepala keluarga yang sehari-hari membanting tulang untuk keluarga di rumah.

Kini, beban keluarga harus dipikul oleh pundaknya yang masih ringkih.

Kekhawatiran tidak bisa makan hingga segala biaya hidup keluarganya seakan menghantuinya.

Namun, ia tak ingin berlarut-larut tenggelam dalam duka.

Baca juga: Margaret yang Miskin Disuruh Stop Mimpi Tinggi, Kini Bungkam Mulut Tetangga dan Guru dengan Lolos UI

Hanya pendidikan lah yang bisa mengubah hidupnya untuk meniti tangga kesuksesan.

Ia bersungguh-sungguh kuliah hingga dipercaya sebagai asisten dosen.

Dari pekerjaan tersebut, ia mendapatkan pendapatan.

"Semenjak itu, saya jadi tulang punggung keluarga, kuliah berangkat jam 6 pagi sampai rumah sering jam 10 malam karena mengajar part time, asisten dosen, asisten lab. Semua yang menghasilkan dikerjakan supaya ada uang untuk keluarga," katanya, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

Selain mendapat penghasilan dari mengajar, Alif juga bersyukur mendapatkan uang sekitar Rp3 juta dari program beasiswa Bidikmisi dan Beasiswa Salman ITB setiap bulan.

"Saya hanya mengambil uang Rp 11 ribu setiap harinya. Rp 10 ribu untuk bensin PP Baleendah - ITB yang berjarak sekitar 16 KM dan Rp 1 ribu parkir di Masjid Salman (karena cuma Salman yang parkirnya Rp 1 ribu," tulisnya.

Agar ngirit, Alif juga membawa bekal setiap hari.

Ia jarang sekali mengeluarkan uang untuk jajan.

Bahkan, Alif juga jarang mengikuti acara-acara kampus yang membutuhkan biaya.

"Memang betul seperti di film sedikit sekali waktu untuk diri sendiri. Tapi, alhamdulilah Allah mudahkan, semua terlalui sampai semester 8," katanya.

Baca juga: Alasan Dea Anak Nelayan Bali Bisa Diterima di ITB, Juara Debat Nasional hingga Rumahnya Penuh Piala

Ia pun mulai merasa kehidupannya lambat laun membaik saat berada di semester 8.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved