Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Kekeringan di Ponorogo meluas. Sebelumnya hanya ada 1 dusun yang meminta dropping air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo.
“Sebelumnya 1 dusun atau 1 titik. Sekarang tambah menjadi 4 dusun atau 4 titik. Tambah 3 dusun atau 4 titik,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (21/9/2023).
Dia mengatakan penambahan wilayah kekeringan ini setelah pihak BPBD Ponorogo melakukan assesment.
Hasilnya pada pertengahan September ada penambahan desa dusun yang dibantu dropping air bersif.
Dulu yang meminta air bersih adalah Dusun Jenggring, Desa Duri, Kecamatan Slahung.
Sekarang di Dusun Krajan, Desa Wates, Kecamatan Slahung, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung.
Terakhir di Dusun Dungus, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung.
“Ini ada permintaan lagi dari Desa Dayakan. Ada sekitar 3 dusun. Tetapi masih kami assement apakah memang benar-benar perlu dropping atau tidak,” kata Masun.
Menurutnya, untuk intensitas dropping air bervariasi. Misal di Dusun Sukun Desa Sidoharjo Kecamatan Pulung dan Dusun Krajan Desa Wates Kecamatan Slahung itu BPBD Ponorogo melakukan dropping air sebanyak 2 kali dalam sepekan.
“Jadi dalam sepekan di Sukun Sidoharjo dan Krajan Wates itu 12 ribu liter air kami salurkan,” jelas mantan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) ini
Di Dusun Dungus Desa Karangpatihan Kecamatan Pulung hanya satu kali dropping air dalam sepekan.
Lantaran di Dusun Dungus ada Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
“Di Dungus itu ada Pamsimas yang debitnya mengecil. Juga warga yang memerlukan sedikit. Selain Dungus juga Krajan Wates juga Pasimas mengecil tetapi warganya banyak,” urainya.
Pun untuk Desa Dayakan Kecamatan Badegan mengaku Pasmimas juga mengecil.