Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Tangis Haru Azis saat Evakuasi Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny: Jenazah itu Pelindung Haikal

Aziz, yang baru 13 bulan bertugas di tim rescue, menjadi bagian penting dalam penyelamatan dua santri yang selamat.

Tangkapan layar YouTube TribunJatim.com
KISAH DI BALIK EVAKUASI - Abdul Aziz, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP) Kota Surabaya, yang turut dalam operasi penyelamatan korban selamat insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Aziz, yang baru 13 bulan bertugas di tim rescue, menjadi bagian penting dalam penyelamatan dua santri selamat bernama Haikal asal Probolinggo dan Yusuf asal Malang, Minggu (5/10/2025). 

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Proses evakuasi korban selamat dalam insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur menyisakan kisah haru yang mendalam. 

Di antaranya datang dari Abdul Aziz, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP) Kota Surabaya, yang turut dalam operasi penyelamatan.

Aziz, yang baru 13 bulan bertugas di tim rescue, menjadi bagian penting dalam penyelamatan dua santri selamat bernama Haikal asal Probolinggo dan Yusuf asal Malang. 

Kisah perjuangannya dalam menembus puing-puing demi menyelamatkan kedua santri tersebut terekam dalam sebuah video yang viral dan mengundang simpati publik.

Baca juga: Satu Permintaan Alfatih usai Diselamatkan dari Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny, Bak Mimpi

Evakuasi dengan Alat Minim dan Harapan Besar

Evakuasi dilakukan dalam kondisi yang sangat terbatas.

Aziz menyebutkan, saat awal masuk ke lokasi reruntuhan, alat berat dan peralatan canggih belum tersedia.

Hanya berbekal semangat dan tekad kemanusiaan, ia dan rekan-rekannya masuk menggunakan alat seadanya seperti scam scan dan lifting bag yakni alat penyangga yang biasanya digunakan untuk evakuasi kendaraan.

"Saya masuk dengan merangkak, hanya bisa menyelipkan kepala. Sangat sulit. Bahkan saat mendekati Haikal, saya melihat jenazah dalam posisi sujud tepat di depannya. Tapi justru jenazah itu menjadi pelindung Haikal dari runtuhan beton," tutur Aziz dengan mata berkaca-kaca dalam tayangan "SAKSI KATA Tangis & Doa di Tengah Reruntuhan" di kanal YouTube TribunJatim.com, Minggu (5/10/2025).

Baca juga: Tangis Siti Usai sang Putra Jadi Korban Tewas Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Aku Kuat

Teriakan 'Tolong' dan Tangisan Para Korban

Suara-suara rintihan dan tangisan minta tolong menjadi latar belakang sepanjang proses evakuasi.

Aziz mengungkapkan bagaimana ia mencoba terus berinteraksi dengan korban agar tetap sadar dan tidak kehilangan semangat hidup.

"Saya tanya ke Haikal: ‘Apa yang sakit, Nak?’ Dia jawab, ‘Semuanya sakit, Pak.’ Saya hibur mereka, ajak selawatan dan berdoa. Biar tetap tenang, tidak depresi," kenangnya.

Evakuasi Yusuf berhasil dilakukan terlebih dahulu.

Tim melubangi beton selama hampir delapan jam hingga akhirnya berhasil menjangkau Yusuf.

Saat ditemukan, Yusuf sedang tertidur dengan menggenggam Al-Qur’an dan kopiah.

"Saya kira dia sudah meninggal. Tapi saat saya goyangkan kepalanya, dia menjawab. Saya menangis haru," kata Aziz.

KISAH DI BALIK EVAKUASI - Abdul Aziz, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP) Kota Surabaya, yang turut dalam operasi penyelamatan korban selamat insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Aziz, yang baru 13 bulan bertugas di tim rescue, menjadi bagian penting dalam penyelamatan dua santri selamat bernama Haikal asal Probolinggo dan Yusuf asal Malang, Minggu (5/10/2025).
KISAH DI BALIK EVAKUASI - Abdul Aziz, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP) Kota Surabaya, yang turut dalam operasi penyelamatan korban selamat insiden ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Aziz, yang baru 13 bulan bertugas di tim rescue, menjadi bagian penting dalam penyelamatan dua santri selamat bernama Haikal asal Probolinggo dan Yusuf asal Malang, Minggu (5/10/2025). (Tangkapan layar YouTube TribunJatim.com)

Haikal Diselamatkan Setelah Tiga Kali Upaya Gagal

Evakuasi Haikal jauh lebih menantang.

Aziz mengaku tiga kali mencoba masuk, namun selalu gagal karena akses sempit dan kondisi beton yang terus bergerak dan mengeluarkan suara retakan.

"Yang luar biasa, Haikal tetap semangat. Dia bilang: 'Ayo, Pak. Saya siap dibantu. Saya bisa!' Itu yang bikin saya makin semangat," ujar Aziz.

Pada akhirnya, Haikal berhasil dievakuasi oleh tim BSG (Basarnas Special Group) pada Rabu malam.

Keberhasilan itu menjadi buah dari kolaborasi tim gabungan PMKP Surabaya, Basarnas Jatim dan relawan lainnya.

Baca juga: Petugas Temukan Jasad Dekat Tempat Wudu, Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Jadi 16 Orang

Mental Tangguh di Tengah Tekanan dan Tangis

Aziz tidak menampik tekanan emosional dalam misi penyelamatan tersebut sangat berat.

Ia dan rekan-rekannya bahkan sempat menangis, mendengar jeritan korban dari dalam reruntuhan.

Namun mereka tetap menguatkan hati, karena tangisan mereka bisa membuat korban ikut panik.

"Kalau kami ikut menangis, korban bisa semakin takut. Jadi kami kuat-kuatkan, sambil terus berdoa. Saya ingat keluarga saya, apalagi adik-adik saya juga mondok. Saya tidak ingin mereka ada di posisi seperti ini. Nangis saya, sempat down," ujar Aziz penuh haru.

TEMUAN - Tim rescue gabungan di tengah mencari korban menemukan mobil Mercy di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10/2025).
TEMUAN - Tim rescue gabungan di tengah mencari korban menemukan mobil Mercy di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10/2025). (TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN)

Rescue Surabaya Tegaskan Tak Lambat, Hanya Sangat Sulit

Menanggapi kritik dari sebagian masyarakat soal lambatnya evakuasi, Aziz menjelaskan medan yang sulit dan minimnya ruang untuk bergerak menjadi kendala utama.

Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati demi keselamatan korban maupun tim penyelamat.

"Kalau dikira kami lambat, mohon maaf. Tapi kami sudah keluarkan tenaga, waktu, dan mental kami sepenuhnya. Bahkan lupa makan, lupa istirahat. Ini misi kemanusiaan. Kami kerja lillahi ta’ala," tutup Aziz.

Baca juga: Tetap Bertahan di Posko Ponpes Al Khoziny, Sutris Berharap Mukjizat Selamatkan Cucu Keponakannya

Masih Ada Proses Evakuasi yang Berlangsung

Hingga Minggu (5/10/2025), proses evakuasi di lokasi Pondok Pesantren Al-Khozini masih terus berjalan. 

Tim gabungan dari berbagai daerah terus melakukan upaya terbaik untuk mencari korban yang masih tertimbun.

Terkini, lima korban berhasil dievakuasi menjelang tengah malam, Sabtu (4/10/2025).

Semua dalam keadaan meninggal dunia, sehingga total korban meninggal dunia kini sudah mencapai 26 orang.

Lima korban itu dievakuasi pada pukul 22.57 WIB, 22.59 WIB, 23.01 WIB, pukul 23.26 WIB, dan pukul 23.29 WIB. Semua dievakuasi dari sektor A3. 

“Lokasinya berdekatan dengan tiga korban sebelumnya. Di sektor A3. Total pada hari ke-6 pencarian ini ada 12 orang korban yang berhasil dievakuasi,” kata Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo. 

Para korban itu semua sudah dikirim ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.

Sementara di lokasi, proses evakuasi masih terus berlangsung. 

“Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” lanjutnya.

Data menyebut, sejauh ini sudah ada 130 orang berhasil dievakuasi.

Dari jumlah itu, ada 104 orang selamat, dan 26 orang korban meninggal dunia (1 body part).

Sementara yang diduga masih berada di bawah reruntuhan jumlahnya sekira 38 orang.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved