Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perjuangan Panjang, Ponorogo Akhirnya Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Ponorogo ditetapkan sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bidang Crafts and Folk Art pada World Cities Day 2025

|
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
MASUK KOTA KREATIF - Penampilan Reog Ponorogo saat Grebeg Suro, Selasa (17/10/2025) di Alun-alun Ponorogo, Jatim saat Festival Nasional Reog Ponorogo. Kini, Ponorogo masuk dalam jejaring kota kreatif Unesco atau UCCN.  

Ringkasan Berita:
  • Ponorogo ditetapkan sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bidang Crafts and Folk Art pada World Cities Day 2025, bersama Malang di bidang Media Arts.
  • Status UCCN bukan sekadar gelar, tapi mandat kerja sama internasional yang harus ditindaklanjuti melalui program, festival, riset, dan jejaring kreatif.
  • Bupati Ponorogo Kang Giri mengaku citra Ponorogo semakin dikenal dunia

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ponorogo kini masuk dalam jejaring kota kreatif Unesco atau UCCN setelah sempat gagal masuk dalam Creative Cities Network (UCCN) pada 2023 lalu. 

Saat itu, Ponorogo tidak masuk usulan kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pengumuman Bumi Reog masuk pada UCCN ini saat peringatan World Cities Day 2025. 

Dimana Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menetapkan 58 kota baru sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN)

Dua di antaranya berasal dari Indonesia: Ponorogo sebagai Kota Kreatif bidang Crafts and Folk Art dan Malang sebagai Kota Kreatif bidang Media Arts. Penetapan ini membuat Indonesia kini memiliki tujuh kota kreatif UNESCO. 

Baca juga: Belum Ada yang Kantongi SLHS, Puluhan SPPG di Ponorogo Kebut Verifikasi, Dinkes: Jamin Keamanan MBG

Reog Bukan Sekedar Tarian

“Ini adalah puncak dari upaya panjang dalam memajukan kebudayaan dan ekonomi kreatif. Kemenangan seluruh masyarakat Ponorogo bukan hanya pemerintah,” ungkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Sabtu (1/11/2025)

Dia menjelaskan bahwa Gelar Kota Kreatif UNESCO kategori kerajinan dan seni rakyat adalah pengakuan terhadap ekosistem budaya kita yang hidup, berkelanjutan, dan berakar kuat. 

Mulai dari seni pertunjukan, kerajinan, hingga kriya. Reog Ponorogo, yang sudah berstatus Warisan Budaya Takbenda akhurnya memiliki payung yang lebih luas di jejaring global.

“Penetapan dari UNESCO membuktikan bahwa kreativitas yang berakar pada tradisi Reog Ponorogo telah berhasil membentuk industri kreatif yang resilien dan berdaya saing global,” tambahnya.

Kang Giri—sapaan akrab—Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan bahwa Reog Ponorogo bukan sekadar tarian, tetapi sumber inspirasi bagi seluruh insan kreatif di daerah. Pengakuan ganda ini (ICH untuk warisan tradisi dan UCCN untuk ekosistemnya) akan memperkuat citra Ponorogo di mata dunia. 

Baca juga: Polres dan Pemkab Ponorogo Sidak Sejumlah SPBU, Pastikan Pertalite Aman

“Kita kini memiliki jalur yang lebih terbuka untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan menarik investasi ke sektor-sektor berbasis budaya,” urainta.

Yang menjadi dasar penilaian UNESCO dalam kategori crafts and folk art di Ponorogo berakar kuat pada ekosistem reog. Selain sebagai seni pertunjukan, Reog Ponorogo juga menciptakan aktivitas kriya bersamaan para perajin memproduksi  dadak merak komplet,  topeng Bujangganong, kostum, dan perangkat gamelan.

Satrya Wibawa, Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris mengatakan Penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota-kota metropolitan, tetapi juga di kawasan yang kuat akar budayanya dan dinamis inovasi digitalnya.

Dia mengapresiasi kepada pemerintah daerah, pemangku kepentingan kreatif, serta kementerian/lembaga yang mengawal aplikasi kedua kota sejak 2024. Ia menambahkan, status ini 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved