Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Komplotan Perampok Minimarket Beraksi di Jatim, Pakai Pistol Rakitan Hasil Belajar YouTube

Terungkap cara komplotan perampok spesialis minimarket di tiga provinsi merakit ulang pen gun menyerupai pistol untuk mengancam korban

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI
Saat Tersangka SO dan HK digelandang Anggota Tim Jatanras Polda Jatim dalam kasus perampokan minimarket antar provinsi 

Modus

Komplotan tersebut beraksi secara bersama-sama melibatkan empat orang. Cara komplotan itu memilih targetnya terbilang serampangan. 

Jumhur menerangkan, mereka berkeliling di beberapa wilayah kabupaten yang terbilang masuk kawasan pinggir, karena tak begitu padat. 

Lalu menargetkan minimarket yang terbilang sepi pengunjung, atau saat cuma menyisakan dua orang penjaga kasir di dalamnya. 

Ketika mereka menemukan lokasi minimarket yang sedemikian rupa. Tiga diantara mereka langsung beraksi, yakni Tersangka HK, dan dua pelaku buronan; IN dan TN. 

Para pelaku eksekutor langsung merangsek masuk ke dalam minimarket menodong pistol rakitan tersebut dan mengayunkan senjata tajam jenis golok ke arah para kasir. 

Guna menakut-nakuti korbannya, komplotan tersebut sempat menembakkan pistol rakitan tersebut ke arah atas. 

Bahkan, tak jarang, terhadap korban yang melakukan perlawanan, komplotan tersebut juga tak segan melakukan penyekapan. 

Membungkam mulut korban dengan lakban dan mengikat tangan serta kaki korban menggunakan tali yang sudah dipersiapkan. 

"Jadi mereka ini sistemnya patroli. Dia tidak semua apa lokasi juga di langsung dimasukin, enggak. Kalau memang di situ ada 4-5 orang dia enggak berani. Yang dimasukin rata-rata kosong, tidak ada pengunjung lain, sisa pegawai yang dua orang," jelasnya. 

Setiap kali berhasil menjalankan aksi perampokan tersebut. Komplotan tersebut bisa memperoleh sekitar Rp20-40 juta. 

Bukan cuma menguras seisi brankas dan mesin kasir. Ratusan bungkus rokok siap jual di etalase juga mereka embat. 

Lantas uangnya dipakai buat apa saja. Jumhur mengungkapkan, para pelaku biasanya membaginya rata. 

Mereka menggunakannya untuk berfoya-foya, seperti membeli narkotika dan bermain judi online. 

"Dari hasil interogasi yang kita dapat memang seperti pelaku-pelaku lain. Ya kalau dia selain spesialis memang dia gaya hidup juga, narkoba juga kena dia," katanya. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved