Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Nizar Lulusan SMA yang Jadi Bos Mebel Sukses, Dalam Sebulan Bisa Jual 40 Ribu Lemari

Inilah kisah sukses Nizar Bawazier, lulusan SMA yang jadi bos mebel sukses.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
dok Niza Bawazier - Importa Furniture
KISAH SUKSES - Sosok Niza Bawazier pengusaha mebel asal Temanggung, Jawa Tengah nekat tak melanjutkan kuliah demi bangun usaha hingga kini sukses besar dengan brand Importa. 

"Mereka masih dominan partikel. Oleh karena itu, kami ingin menjadi pelopor lemari pakaian berbahan besi," katanya penuh semangat.

Selama 20 tahun lebih berbisnis, Nizar mengaku tak pernah ingkar janji kepada supplier.

Semua pembayaran tepat waktu.

Ia percaya, integritas adalah aset terbesar dalam bisnis.

"Saya gak pernah mblenjani janji. Itu yang saya jaga. Kalau orang sudah percaya, peluang akan datang sendiri,” tutur Nizar.

Nizar juga menanamkan nilai-nilai inti di perusahaannya: Brave, Enthusiast, Synergy, Integrity – atau singkatnya: BESI.

Kini, Importa diakui sebagai market leader di kategori lemari besi: dua kali masuk top brand.

Bahkan, dalam sebulan, mereka bisa menjual hampir 40.000 lemari pakaian.

"Saya yakin, pasar kita ini besar. Yang penting konsisten. Kalau nggak konsisten, gak akan dapat momentum,” tutup Nizar.

Kisah Inspiratif Lain

Eka Misnawati terlihat sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan dua anaknya.

Tangannya cekatan memotong setiap bahan masakan dan memasukkan bumbu dapur agar suami dan anak-anaknya bisa sarapan sebelum beraktivitas.

Usai sarapan, kedua anak Eka berangkat ke sekolah, sementara sang suami menuju tempat kerja di pabrik pengolahan sawit di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Eka seperti ibu rumah tangga pada umumnya, kembali disibukkan dengan urusan rumah.

Namun, di sela-sela kesibukannya, Eka memiliki keterampilan khusus menjahit.

Ia kerap menerima pesanan dari warga di desanya, mulai dari membuat pakaian, seragam, hingga memperbaiki pakaian yang rusak.

"Kalau urusan rumah sudah selesai, biasanya siang saya mulai menjahit sampai sore," ujar Eka saat ditemui Kompas.com di Palembang, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Kisah Sukses Budidaya Lobster Air Tawar di Malang, Dari Kolam Rumah ke Pasar Nasional

Kemampuan menjahit ini membantu perekonomian keluarga, terutama untuk menambah penghasilan sang suami yang bekerja sebagai buruh pabrik sawit.

Dua tahun terakhir, Eka mendapat keterampilan baru yang tak kalah menjanjikan, yakni menganyam lidi sawit.

Melalui program Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan (KUEP) dari Yayasan Care Peduli (YCP), Eka bersama 30 perempuan di Desa Cipta Praja, Kecamatan Keluang, Muba, dilatih mengolah limbah sawit menjadi produk kerajinan bernilai ekonomis.

Di desa yang dikelilingi hamparan kebun sawit itu, limbah daun sawit yang sebelumnya hanya dibiarkan membusuk, kini dimanfaatkan agar bernilai ekonomis.

Daun tua dikupas untuk diambil lidinya, lalu dianginkan semalaman agar tetap lentur dan mudah dianyam.

"Kalau dijemur langsung, lidinya jadi keras dan susah dibentuk," ujar Eka.

Setiap 1 kilogram lidi sawit bisa diolah menjadi enam buah piring anyaman.

Satu piring biasanya dikerjakan dalam waktu sekitar 30 menit hingga satu jam, tergantung ukuran.

Produk anyaman Eka tak hanya berupa piring, tapi juga vas bunga dan hiasan lampu.

Harga jualnya bervariasi, antara Rp 12.000 hingga Rp 15.000 per buah.

Produk-produk tersebut banyak dipesan untuk acara desa maupun keperluan perkantoran.

Hasil penjualan kerajinan akan dikumpulkan dalam kelompok, lalu dibagikan setiap akhir tahun.

Namun, bagi perajin yang menganyam langsung, mereka menerima 50 persen dari harga jual produk secara langsung.

"Alhamdulillah, tanpa modal besar kami bisa memanfaatkan limbah jadi penghasilan. Hasilnya bisa bantu suami untuk biaya sekolah anak dan kebutuhan dapur," ujar Eka.

Ia biasanya menganyam setelah Maghrib, usai menyelesaikan pesanan jahitan.

Dalam sehari, Eka bisa menghasilkan hingga enam buah kerajinan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved