Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Keluhkan Beras SPHP Sulit Dimasak, Takut Ada Bahan Kimia Berbahaya, Bulog: Aman Dikonsumsi

Warga menyebut beras SPHP yang beredar ini tidak menyatu saat dimasak, berbeda dengan beras lokal pada umumnya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Timur/Samsul Bahri
BERAS SPHP DIKELUHKAN - Beras SPHP dikeluhkan warga Polewali, Kecamatan Gantarang, sulit dimasak, Senin (22/9/2025). Bulog menjelaskan, beras yang diimpor dari Vietnam tersebut aman dikonsumsi. 

Unggahan tersebut langsung ramai diperbincangkan netizen.

Netizen menduga adanya beras oplosan di Mamuju.

Kasma saat menunjukkan beras yang ia masak sudah tiga hari tidak basi di kediamannya, Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (17/9/2025). Ia mengatakan, keanehan ia temukan pada beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibelinya.
Kasma saat menunjukkan beras yang ia masak sudah tiga hari tidak basi di kediamannya, Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (17/9/2025). Ia mengatakan, keanehan ia temukan pada beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibelinya. (Tribun Sulbar/Suandi)

Setelah unggahannya viral, Kasma didatangi Bulog Mamuju, Dinas Ketahanan Pangan, dan Polda Sulbar.

Ia diminta membaca pernyataan klarifikasi, namun memilih menyampaikan sesuai pengalamannya.

"Beras yang saya masak sejak tiga hari lalu masih belum basi. Katanya memang ketahanannya sampai lima hari."

"Saya minta maaf kalau unggahan saya bikin gaduh," kata Kasma.

Asisten Manager Akuntansi Bulog Mamuju, Aryono Azis, memastikan beras yang beredar bukanlah beras oplosan atau beras plastik.

"Beras SPHP yang disalurkan memang beras impor dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand."

"Spesifikasinya lebih keras, air yang dibutuhkan saat dimasak juga lebih banyak dibanding beras lokal," jelas Aryono.

Baca juga: Gesit Pria Gondol Uang Rp50 Juta dari Dalam Jok Motor, Aksi Pelaku Terekam CCTV Kurang Semenit

Ia menambahkan, tekstur beras impor tersebut membuat nasi terasa lebih kenyal dan bisa memantul ketika ditekan.

"Itu karena kadar amilosa tinggi. Jadi bukan oplosan. Rasanya memang agak hambar, tapi semuanya aman dikonsumsi," katanya.

Menurut Bulog, total beras impor masuk ke Sulbar tidak sampai 1.000 ton. 

Seluruh beras telah melalui uji kelayakan dan digunakan untuk program stabilisasi harga pangan.

"Tidak ada sama sekali beras plastik. Semua beras murni dari petani, baik lokal maupun impor."

"Ini hanya persoalan tekstur dan cara memasak," tambah Aryono.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved