Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Wali Murid Kecewa Temui Gubernur Minta Siswa Tak Dicoret dari SMAN 5, Helmi Hasan Minta Tak Diekspos

Wali murid kecewa temui Gubernur yang minta siswanya tak dicoret dari SMAN 5, audiensi berakhir kecewa oleh wali murid.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Bengkulu
AUDIENSI MENGECEWAKAN - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan beraudiensi dengan wali murid siswa SMAN 5 Kota Bengkulu di ruang rapat lantai III Kantor Gubernur Bengkulu, Selasa (23/9/2025). Wali murid ngotot anak mereka tetap masuk SMAN 5, menolak pindah, dan meminta pemerintah menambah kuota siswa. 

Helmi Hasan juga menegaskan, anak-anak yang memiliki prestasi, misalnya sertifikat internasional, tetap bisa dipindahkan dengan prosedur yang baik.

“Kalau ada yang nyogok, positif dikeluarkan. Kejaksaan sedang bergerak. Tapi kalau ibu-ibu mau pindah baik-baik, tidak usah dibuka. Yang penting selamatkan dulu anak-anak kita. Kasihan anak kita jadi korban,” tambahnya.

Gubernur menutup pertemuan dengan menekankan sikapnya yang mendukung solusi bagi mereka yang mencari jalan keluar dengan cara baik.

“Saya dulu aktivis, kalau tidak setuju, saya demo. Tapi kalau ada yang mau cari solusi, ya kita dukung,” tutup Helmi Hasan.

"Tapi jika ada penumpang gelap, ini harus dibuka."

Menurut Helmi, pemerintah Provinsi sudah menempatkan anak-anak yang dikeluarkan dari SMAN 5 Bengkulu di sekolah negeri lainnya. 

"Soal itu wali murid tidak mau terima, ya gak apa-apa. Ini akan anak-anak bapak ibu, harusnya bapak ibu sayangi mereka," lanjutnya.

Baca juga: Bentuknya Mirip Toilet, Bangunan Kecil di Sawah ini Ternyata Telan Anggaran Rp 112 Juta

Kepala Sekolah Buka Suara

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 5 Bengkulu, Bihanudin, akhirnya buka suara terkait polemik penerimaan siswa baru di SMA Negeri 5 Bengkulu tahun ajaran 2025/2026 yang terus bergulir.

Terakhir, ada 11 siswa yang mengaku dibully karena tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran di dalam kelas, sehingga memilih belajar di ruang perpustakaan sekolah.

Pernyataan para siswa itu menyebutkan mereka dikeluarkan secara sepihak oleh sekolah karena dianggap sebagai siswa yang tidak resmi terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Padahal, menurut para siswa, mereka sudah mendaftar di SMA Negeri 5 Bengkulu sesuai dengan jalur pendaftaran resmi.

Menanggapi polemik ini, Bihanudin menjelaskan duduk perkara bagaimana awal masalah tersebut muncul hingga menjadi perhatian publik.

Bihanudin membantah klaim tersebut karena menurutnya, 11 siswa itu memang tidak terdaftar secara resmi dalam Dapodik dan tidak melalui prosedur penerimaan yang sah.

"Mereka mengaku diterima resmi, padahal faktanya tidak, bukti resmi diterima itu adalah daftar ulang dan tercatat di Dapodik. Kalau tidak ada, berarti memang tidak sah, jadi klaim mereka dikeluarkan dari SMA Negeri 5 Bengkulu itu salah besar, karena mereka memang bukan siswa resmi kami," ungkap Bihanudin, Kamis (18/9/2025).

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved